Mohon tunggu...
Anifta Dwi
Anifta Dwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Sengketa Perbatasan antara India dan China Melalui Kacamata Neorealisme (Offensive dan Defensive)

17 Oktober 2023   22:44 Diperbarui: 17 Oktober 2023   22:51 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://koran-jakarta.com/

India dan Tiongkok, merupakan negara tetangga yang memiliki nuklir di Asia, yang sedang berada dalam ketegangan diplomatik dan militer setelah bentrokan sengketa perbatasan mematikan pertama mereka dalam lebih dari empat dekade

Konflik ini muncul akibat permasalahan terkait perbatasan masing-masing negara di Himalaya. Akibat konflik ini, sedikitnya 20 tentara India tewas akibat peperangan antara tentara India dan Tiongkok, yang keduanya merupakan negara dengan jumlah penduduk terpadat di dunia. Konflik ini dimulai pada tanggal 15 Juni tahun 1950, hingga saat ini masih menjadi perdebatan dan belum mencapai kesepakatan hingga tujuh dekade berlangsung, konflik ini berawal Republik Rakyat China dan India pada saat itu mengalami bermacam kesulitan terhadap menentukan batas-batas teritorial yang sesuai dengan mereka dan hal tersebut belum selesai yang menimbulkan konflik ini tak kunjung selesai dan memperburuk perselisihan yang berlanjut. Selain itu Konflik ini juga dipicu oleh perselisihan mengenai dua tenda Tiongkok dan sebuah menara observasi yang menurut pejabat India dibangun di sisi LAC (Line of Actual Control) (Aljazeera 2020)

Input sumber gambarhttps://1.bp.blogspot.com/
Input sumber gambarhttps://1.bp.blogspot.com/

Jika dilihat dari finansial dan kapabilitas Tiongkok berbanding jauh dibandingkan dengan India, sehingga Tiongkok memandang bahwa dirinya sebagai negara yang kuat dan mendominasi dunia. Tiongkok telah melakukan perlindungan keamanan dengan mendirikan tenda oleh tentara Tiongkok serta memisahkan peralatan militer besar dari teritori yang telah diklaim oleh India sebagai wilayahnya. Persengketaan antara China dan India juga membawa persaingan pembangunan di sepanjang perbatasan yang disengketakan,Seperti  membuat sebuah jalan yang memiliki panjang beberapa ratus Km menuju pangkalan udara depan dataran tinggi yang pada saat itu pangkalan udara tersebut telah digunakan oleh India pada tahun 2008.  Kedua negara ini melakukan aksinya dengan menunjukan perkembangannya pada bidang persenjataan dan infrastruktur. Dalam artikel ini teori neorealisme digunakan sebagai landasan yang akan digunakan untuk menganalisis konflik yang terjadi antara Tiongkok dan India.

neorealisme dalam hubungan internasional (HI) adalah  teori yang berfokus pada analisis sistem internasional dan bagaimana karakteristiknya mempengaruhi perilaku negara. Teori ini dikembangkan oleh Kenneth Waltz pada tahun 1979 dalam buku "Theory of International Politics". Dalam konteks HI, neorealisme berpendapat bahwa struktur sistem internasional bersifat anarkis yaitu tidak adanya power over power dan Government over Government,Teori ini juga berpendapat bahwa yang kuat dan berkuasa akan mendominasi dan memonopoli dunia dan mereka yang tidak memiliki kekuasaan akan tersingkirkan.

Dalam konteks neorealisme, konflik perbatasan antara Tiongkok dan India dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep ofensif dan defensif dari perspektif keamanan nasional. Dalam teori neorealisme, negara (Tiongkok dan India) dianggap sebagai aktor utama dalam sistem internasional yang bertindak berdasarkan kepentingan keamanan nasionalnya.

Dalam konteks konflik perbatasan antara Tiongkok dan India, pendekatan ofensif dapat dipahami melalui tindakan agresif yang dilakukan oleh kedua negara tersebut untuk mempertahankan dan mendapatkan keuntungan keamanan, seperti membuka perluasan wilayah atau pengaruh di kawasan . Tindakan agresif ini dapat mencakup klaim teritorial di luar batas yang  disepakati atau penggunaan kekuatan militer untuk mencapai tujuan politik dan ekonomi tertentu.

Di sisi lain, pendekatan defensif melibatkan upaya negara-negara tersebut untuk mempertahankan wilayah dan kepentingan nasionalnya dari ancaman yang dirasakan dari pihak lawan. Dalam konteks ini, negara dapat mengambil tindakan defensif seperti memperkuat pertahanan perbatasan ( misalnya membuat jalan), membentuk aliansi regional atau mengambil tindakan diplomatik untuk menghindari eskalasi konflik

referensi :

https://www.researchgate.net/publication/342437119_Analisis_Konflik_Perbatasan_antara_India_dan_China_melalui_Kacamata_Realisme

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun