Mohon tunggu...
Ani Food
Ani Food Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengembangan Audit Syariah dalam Pertumbuhan Ekonomi G20 di Indonesia

28 Oktober 2022   12:52 Diperbarui: 28 Oktober 2022   13:04 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemungkinan akan ada lebih banyak perbankan dan lembaga keuangan syariah di Indonesia di masa depan. Dukungan pemerintah ke depan, dalam hal ini dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI), masih diharapkan akan mempermudah jalannya lembaga keuangan syariah ini. Semua pihak yang berkepentingan harus secara konsisten melakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan keberadaan lembaga keuangan syariah ini.

Karena setiap lembaga keuangan syariah yang beroperasi tentunya harus sesuai dengan prinsip syariah dan tata kelola yang baik, maka terbuka peluang untuk berkembangnya audit syariah seiring dengan semakin menjamurnya lembaga keuangan syariah di Indonesia dan ekonomi syariah mulai mendapat perhatian publik. . Aturan yang telah ditetapkan baik itu dari peraturan Bank Indonesia, OJK, fatwa-fatwa DSN-MUI maupun AAOIFI dan lainhalnya terkait dengan kode etik seperti yang di atur oleh International Federation of Accountants Code (IFAC).

Menurut Presiden Joko Widodo, Indonesia memiliki salah satu ekonomi terkuat di antara anggota G20. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II sebesar 5,44 persen dan diprediksi mencapai 6 persen pada kuartal III. Semua pihak telah didesak oleh Presiden Jokowi untuk tetap optimis dalam mempertahankan tren pemulihan ekonomi Indonesia. Dia mengakui situasi menantang yang dihadapi Indonesia. Negara-negara maju juga mengalami kesulitan ekonomi ini, seperti masalah ketahanan pangan, kekurangan energi, dan ketidakstabilan keuangan. Indonesia telah berhasil melanjutkan pemulihan ekonominya. Di Indonesia, tren pemulihan masih positif. Penerimaan negara yang meningkat 49 persen atau Rp 1.764 triliun menjadi salah satu tanda perekonomian Indonesia perlahan membaik, menurut Jokowi.

Penerimaan pajak sebesar Rp 1.171 triliun, atau meningkat 58%, memberikan penghasilan. "Penerimaan bea dan cukai meningkat 30,5 persen menjadi Rp 206 triliun, meski pertumbuhannya cukup tidak menentu. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) meningkat 38,9% menjadi Rp 386 triliun saat itu." Selain itu, indeks kepercayaan konsumen (IKK) yang sebesar 124,7 menunjukkan konsumen masih optimis. Selain itu, kredit perbankan meningkat menjadi 10,7%. Selain itu, neraca perdagangan Indonesia menunjukkan surplus selama 28 bulan berturut-turut sebesar US$ 5,7 miliar.

Kesimpulan                            

Perbankan konvensional membuka perusahaan berbasis syariah untuk melakukan office channeling, perkembangan audit syariah sendiri dimulai. Untuk memastikan tidak ada penyimpangan dari prinsip syariah, audit syariah dan tim audit keputusan syariah dipercayakan untuk mendukung Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam pengawasan lembaga keuangan syariah. Indonesia dengan mayoritas penduduknya muslim terbesar di dunia diharapkan menjadi kiblat ekonomi syari’ah secara global nantinya. 

Salah satu upaya dalam menjadikan Indonesia sebagai kiblat ekonomi syari’ah di dunia, telah dilakukan Bank Indonesia (BI) dengan menggelar Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF). ISEF adalah salah satu inisiatif ekonomi dan keuangan Islam yang menghubungkan pertumbuhan keuangan Islam dengan operasi bisnis dunia nyata. Menurut Presiden Joko Widodo, Indonesia memiliki salah satu ekonomi terkuat di antara anggota G20. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II sebesar 5,44 persen dan diprediksi mencapai 6 persen pada kuartal III. Semua pihak telah didesak oleh Presiden Jokowi untuk tetap optimis dalam mempertahankan tren pemulihan ekonomi Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun