Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Malang (UM) Â mengajak remaja di Desa Petungsewu ngabuburit bersama dengan pelatihan Batik Shibori pada Minggu, 31 Maret 2024. Ketua Kelompok , Rafli Rafsanjani mengatakan program kerja ini merupakan salah satu dari 4 program kerja yang telah disusun. Dalam program ini, kita dari tim KKN Desa Petungsewu memperkenalkan pelatihan Batik Jumputan Teknik Shibori kepada para kader posyandu remaja yang ada di desa tersebut.
Program kerja yang dibuat bebarengan dengan bulan Ramadhan ini membuat acara semakin menarik karena sembari menunggu waktu berbuka dengan melaksanakan kegiatan yang bermanfaat. Dengan langkah inovatif yang diambil oleh para mahasiswa ini memberikan inspirasi bagi Desa Petungsewu dan sekitarnya untuk mengembangkan pendekatan pendidikan yang kreatif, yang menggabungkan antara pelestarian budaya, pengembangan keterampilan, dan peluang ekonomi lokal.
Seni merupakan manifestasi dari setiap perasaan manusia yang dituangkan dalam sebuah karya, salah satunya dengan membatik. "Batik jumputan teknik shibori merupakan cara membatik yang dicelupkan pada pewarna batik setelah diikat tali, dengan motif yang nantinya akan terbentuk sesuai dengan motif tali yang sudah di buat" terang Kelsyluna dalam pelatihan, Minggu (31/3/2023).
Batik jumputan ini akan menghasilkan gradasi warna yang tentunya menarik. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk pengenalan dan pelestarian budaya. Pada dasarnya, pelatihan ini tidak hanya berfokus pada aspek kreativitas dan membuka pikiran para remaja yang sudah beranjak untuk membuka lapangan pekerjaan. Potensi ini juga dapat memperluas cakupan pasar, membangkitkan perekonomian lokal, dan membantu masyarakat mencapai kemandirian finansial.
Wakil KKN, Indra menambahkan, langkah ini telah memberikan dimensi baru dalam lingkungan pendidikan terutama bidang kesenian. "Kegiatan ini dapat membuat Remaja-remaja terdorong pikirannya untuk mengembangkan keterampilan kreatif menjadi ladang rezeki," ujar Indra.
Salah satu aspek menarik dari Batik Jumputan (Shibori) adalah potensinya yang bisa menjadi langkah awal dalam memulai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Petungsewu. Dengan menerapkan teknik ini, akan terbuka peluang untuk menciptakan produk bernilai tinggi dengan sentuhan yang unik.
Ya, batik jumputan menjadi pilihan pada kegiatan ini, karena batik jumputan bisa diartikan sebagai salah satu jenis batik yang mudah dibuat dengan dua cara menghias batik yakni dengan cara diikat dan di celup.
Teman-teman sangat antusias mengikuti kegiatan ngabuburit pelatihan menjumput dengan cara diikat ataupun dilipat seperti ini. Saat prosesnya di akhir pembuatan mereka dikejutkan karena hasil akhir pembuatan ini sangat menyenangkan dan merupakan hal yang baru dalam menikmati waktu menunggu berbuka
Sementara, salah satu peserta mba Fathul selaku ketua posyandu remaja mengatakan, membuat jumputan sangatlah seru dan jika ada kesempatan lagi Ia ingin mengikutinya. ''Seru banget buat jumputan dan ngasih warna-warna di kainnya. Apalagi sambil menunggu berbuka jadi laparnya tidak terasa," jelasnya.
Motif batik jumputan terbentuk dari teknik mencelupkan kain ke zat warna, tetapi mencegah bagian-bagian yang diikat dari penyerapan zat warna. Bagian yang terikat nantinya akan menghasilkan suatu motif. Tentunya, teknik pengikatan yang berbeda akan menghasilkan motif yang berbeda pula.
Pembuatan motif batik jumputan dapat dilakukan dengan mengikat uang koin, kelereng, atau batu pada beberapa bagian kain yang menggunakan karet gelang. Kemudian kain yang sudah di tali dan dibentuk dan diberi warna sesuai dengan yang di inginkan pada kain tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H