Homestay memiliki peran penting dalam memberikan pengalaman yang otentik kepada wisatawan yang berkunjung, tidak membedakan baik itu wisatawan lokal maupun mancanegara. Pengembangan homestay meliputi tiga komponen utama yaitu kelembagaan, pelaku dan produk. Di lihat dari kelembagaan, yaitu dengan adanya Pokdarwis dapat mengatur jalannya kegiatan pariwisata yang ada di desa wisata, serta dapat mengadakan kerjasama yang akan membantu dalam pengembangan program homestay. Kelembagaan tidak akan bisa berjalan tanpa adanya pelaku yang langsung menjalankan program ini. Sedangkan komponen produk merupakan produk yang di tawarkan sebagai atraksi wisata (Damanik, 2014).
Namun kondisi ideal tersebut masih sulit di temukan di Ranupane. Sebab berdasarkan hasil observasi, homestay yang muncul di mesin pencarian masih kurang dari 10%. Tentu hal tersebut menjadi salah satu faktor penghambat dari perkembangan desa wisata Ranupane. Para pemilik homestay juga mengeluhkan sepinya wisatawan yang menginap di homestay mereka, padahal menurutnya standar sebuah bangunan (rumah) yang dapat di jadikan homestay sudah sesuai dengan yang di sampaikan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Mirisnya tetap saja masih jarang wisatawan yang berkunjung untuk menginap, sebagaimana berdasarkan informasi yang di dapat yakni para pengunjung mayoritas menginap di daerah Ngadas, Wonokitri atau bahkan di Gubuklakah yang lokasinya lebih jauh dari Ranupane.
Keterbatasan dalam pemasaran mengakibatkan beberapa wisatawan domestik mengaku cukup kesulitan untuk mencari penginapan yang layak di kawasan Ranupane. Pelaku usaha homestay juga masih kurang dalam meraba potensi internet sebagai sebuah alat promosi yang efektif dan efisien. Sehinggga informasi yang ter-exspose terkait homestay ataupun fasilitas yang memadai di dalamnya, menjadi salah satu hal yang penting guna mendukung kemajuan perekonomian di desa wisata Ranupane. Melihat keadaan tersebut anggota tim pengabdian mahasiswa Universitas Negeri Malang berupaya untuk melakukan pendampingan dan sosialisasi kepada pemilik homestay di desa wisata Ranupane, dengan tim pengabdian yang beranggotakan Lintang Razita Zafarani, Anif Fatimatus S, Sita Triharini, dan Yuliawati. Pendampingan dan sosialisasi yang di lakukan berbicara terkait bagaimana media sosial Instagram dan Whatsapp sebagai media promosi yang dapat di gunakan secara praktis serta mumpuni bagi perkembangan homestay.
Kegiatan pendampingan dan sosialisasi inti di laksanakan pada tanggal 16-18 September 2022. Sedangkan kegiatan pendampingan secara online di lakukan secara berkala dengan pengurus inti paguyuban hingga Oktober 2022. Setelah adanya proses pendampingan yang telah berjalan, di harapkan para pelaku usaha homestay dapat lebih terbuka terhadap media digitalisasi serta dapat mengaplikasikan ilmu yang di serap terkait memasarkan bisnis mereka secara konsisten melalui aplikasi Instagram dan Whatsapp. Sehingga harapan kedepannya dapat meningkatkan kunjungan wisatawan di desa wisata Ranupane.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H