Mohon tunggu...
Healthy Pilihan

Bahaya di Balik Harga Menggiurkan

2 April 2017   07:57 Diperbarui: 19 September 2017   08:40 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia memiliki hawa nafsu dan sifat serakah (tidak pernah puas). Setiap orang pasti mudah terpengaruh (tergiyur) dengan sesuatu yang telah mencuri perhatian mereka. Terutama dengan makanan, sekarang banyak tempat-tempat yang menyajikan makanan-makanan yang enak dan mahal, tetapi yang tidak kalahnya lagi adalah pedagang kaki lima yang juga menawarkan banyak makanan, dan tentunya dengan iming-iming harga yang sangat terjangkau. Tetapi memang itulah trik pedagang untuk menarik para pembeli.

Misalnya saja para pedagang pinggir jalan yang ada di lingkungan sekolah seperti PAUD, TK dan SD pasti banyak sekali pedagang yang berjualan disitu, karena memang anak-anaklah incaran mereka, peluang terbesar bagi para pedagang itu, sebab anak-anak akan cenderung mudah tergiyur dan kokoh jika mereka sudah mempunyai keinginan /melihat sesuatu yang dapat menarik perhatian mereka, dan sudah pasti orang tua tidak akan tega dan tidak akan bisa menolak kehendak buah hati mereka, itulah alasan mengapa para pedagang lebih banyak menjajakan dagangannya di lingkungan sekolah, terutama anak kecil.

Saya akui memang jajanan di pinggir jalan selain rasanya yang enak, juga terlihat menarik, di tambah lagi dengan harga yang murah. Siapa yang tidak tertarik jika dengan harga yang murah saja mereka sudah bisa mendapatkan semua itu. Yang membuat para anak-anak tertarik adalah bentuk, warna, dan baunya yang sangat menggoda. Tetapi tetap saja sebagai konsumen yang pintar, kalian harus memperhatikan betul jajanan yang di makan oleh buah hati kalian. Saya kemarin mendengar kabar yang mengejutkan sekaligus memprihatinkan terkait dampak jajanan pinggir jalan. Saya mendengar bahwa ada anak usia sekitar 6-7th kelas 1 Sekolah Dasar yang mengalami sakit, awalnya anak tersebut merasakan panas dingin pada suhu tubuhnya, ibunya mengira itu hanya demam biasa. Lalu, ibunya memberikan obat penurun panas pada anaknya. Namun, keadaanya tetap seperti itu. Anak tersebut kemudian menangis kesakitan sambil mengeluh dan memegangi terus perutnya.

Ibunya mulai kebingungan dan khawatir ketika melihat anaknya merintih kesakitan. Lalu ibunya membawanya ke rumah sakit, setelah di periksa dalam tubuh anak tersebut sangat mengejutkan, ternyata di dalam perut (usus) nya terdapati sudah bernanah dan sudah mengenai lambungnya. Itulah mengapa anak tersebut merintih kesakitan kemudian memegangi perutnya. Al hasil anak tersebut harus menjalani operasi selama 9jam lamanya. Penyebab dari kejadian itu adalah akibat sang anak tersebut sering membeli dan memakan jajanan sosis yang ada di depan (lingkungan) sekolahnya. Dia sangat menyukai sosis tersebut dan hampir setiap hari membelinya. Memang sosis adalah jajanan yang di sukai anak-anak. Namun, tidak hanya mereka orang dewasapun menyukainya. Tetapi apakah kalian pernah memkirkan bahwa makanan seenak itu akan membawa dampak yang begitu parah bagi tubuh. Jika dilihat lebih dalam lagi, memang sudah sepatutnya kalian menaruh curiga dan waspada pada jajanan pinggir jalan.

Sekarang coba lihat saja, dengan uang 500 perak saja sudah bisa memperoleh jajanan yang enak dan lezat, ukurannya juga lumayan tidak sekecil harganya. Di jaman sekarang ini dan masih menjumpai hal itu, apa kalian tidak merasa aneh? Terlebih lagi saus yang di pakai. sebagian besar orang pasti sudah pernah melihat di televisi maupun mendengarkan dari orang lain apa saja bahan-bahan yang digunakan untuk membuat saus murah tersebut Dan bagaimana cara membuatnya. Bayangkan saus sekantong besar hanya di hargai 2000 rupiah saja, sedangkan itu sudah bisa digunakan untuk beberapa banyak jajanan. Lalu minyak yang digunakan untuk menggoreng jajanan itu, apakah minyak yang baru? Jika iya, mingkin itu terlihat seperti baru tetapi sebenarnya itu merupakan minyak murah dengan kualitas paling rendah. Itu bisa di maklumi. Namun, yang tidak habis pikir adalah ada pedagang yang dengan sengaja menggunakan minyak sisa penggorengan-penggorengan sebelumnya untuk digunakan kembali. Sampai warnya menyerupai comberan karena terlalu sering digunakan untuk menggoreng. Bahkan saya pernah melihat di televisi para pedagang memasukkan lilin ke dalam penggorengan tersebut. Sungguh tega sekali para pedagang yang seperti itu.

Mengerikan memang? Namun itulah kenyataan yang ada. Demi menekan biaya pengeluaran para pedagang tersebut rela menggunakan bahan-bahan dengan kulitas rendah yang bahkan tidak bisa di cerna oleh tubuh, para pedagang rela membahayakan nyawa para pelanggannya dengan hal keji semacam itu. Para pedagang melakukan semua itu untuk mendapatkan keutungan yang sebesar-besarnya dengan modal yang seadanya. Karena faktor ekonomi, ambisi yang besar untuk mendapatkan uang dengan cara cepat, serta keahlian yang kurang. Maka jalan satu-satunya adalah dengan berjualan makanan yang berbahaya. Yang ada dalam benak mereka hanya bagaimana mereka bisa tetap menyambung hidup tanpa mau tahu bagaimana hidup orang lain setelah mengkonsumsi jajanan berbahaya yang mereka buat.

Sebagai orang tua yang cerdas dan bijak, setelah mendengar cerita saya, saya berharap kalian lebih bisa berhati-hati dalam mengawasi anak, baik itu teman, lingkungan ataupun makanan yang mereka makan. Jika memang kalian sayang pada buah hati kalian dan tidak ingin hal buruk terjadi pada mereka maka awasi, jaga dan pantau mereka selalu. Atau jika tidak memungkinkan, buatkanlah mereka jajanan (bekal) dari rumah yang sehat, bergizi, aman, yang sudah jelas bahan dan cara membuatnya agar saat mereka merasa lapar di sekolah, mereka bisa memakan makanan tersebut. Dan kalian para orang tua bisa tenang jika meninggalkan anak berada di sekolah sekalipun tanpa kalian pantau. Atau jika kaliah masih belum percaya (puas) sepenuhnya, kalian bisa saja memberikan nasihat, pengertian yang di sertai alasan yang jelas bahwa makanan di luar itu tidak baik, dan mengapa mereka tidak boleh jajan sembarangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun