Mohon tunggu...
Humaniora

Mengasuh dalam Islam

11 Oktober 2018   19:32 Diperbarui: 11 Oktober 2018   20:59 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara mengenai pengasuhan, tentu banyak sekali model pengasuhan dan juga caranya. Semua model pengasuhan yang tentunya dilakukan agar anak mendapatkan perlakuan yang sesuai dengan apa yang menjadi hak anak. dari beberapa gaya pengasuhan yang ada, ada salah satu pengasuhan yang banyak dilirik oleh orangtua yakni pengasuhan dalam islam (islamic parenting). Rasulullah SAW bersabda, "jika anak adam meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakannya".

Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa salah satunya adalah  anak sholeh yang mendoakannya, maka bagaimana bisa anak yang tidak diajarkan sedari kecil tentang amalan atau hal-hal yang baik dapat berlaku demikian, mendoakan orangtuanya ketika sudah wafat. Anak akan menjadi penyambung hubungan orangtua ketika wafat. Bisa dibayangkan bagaimana jika anak tidak di kenalkan sedini mungkin dengan agama yang dianutnya bagaimana mereka bisa menjalani kehidupan dengan baik kedepannya. Pandangan semacam inilah yang perlu menjadi perhatian lebih bagi para orangtua perihal bagaimana menangani generasi masa depan. Bahkan Rasulullah SAW sendiri juga memperhatikan kehidupan masa depan seorang anak sebagaimana pesan beliau "didiklah anak-anakmu karena mereka itu dijadikan untuk menghadapi masa yang bukan masamu (yakni masa depan, sebagai generasi pengganti)". 

Bagipara orangtua jangan mendidik anak menggunakan cara-cara terdahulu (ketika kalian diasuh oleh orangtua kalian dulu) karena bagaimanapun juga jaman akan semakin berkembang dan maka mau tidak mau cara yang kalian lakukan dalam mendidik juga harus berubah, rubah pula pola pikir kalian dalam hal mengasuh anak. mengasuh dalam hal ini tentulah menjadi tanggungjawab kedua orangtuanya (ayah dan ibu). Rasulullah SAW bersabda,"setiap dari kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang imam adalah pemimpin dan dia bertanggungjawab atas kepemimpinannya.

Dan orang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganyadan bertanggungjawab atas kepemimpinannya. Dan wanita adalah pemimpin dirumah suaminya, akan ditanya dan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Dan seorang pelayan adalah pemimpin atas harga tuannya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya itu" (Muttafaq 'Alaih). Rasulullah SAW menganjurkan para orangtua untuk memberi bekal yang baik kepada anak sejak dini Minal Mahdi Ilal Lahdi (dari buaian hingga liang lahat), bahkan dalam pemberian nama, dianjurkan untuk memberikan nama yang mengandung arti baik agar anak terbentuk menjadi pribadi yang positif. Hal lain yang perlu diperhatikan oleh orangtua adalah kewajiban orangtua dalam hal memberikan makanan kepada anak, harus halal dan baik karena jika tidak maka makanan yang masuk ke dalam tubuh akan menjadi daging yang kemudian akan membentuk pribadi orang yang memakannya. Mengasuh anak dalam islam tidak hanya bisa dilakukan ketika bayi sudah dilahirkan, namun ketika bayi dalam kandungan juga bisa. seperti penelitian modern yang telah mengungkapkan bahwa dengan memperdengarkan alunan musik klasik pada anak dapat mempengaruhi kondisi janin untuk lebih tenang dan rileks.

Mengapa tidak mengganti hal itu dengan membacakan ayat Al-Qur'an, saya membaca buku dan menemui sebuah cerita yang menceritakan bahwa pada abad ke-20 ini ada seorang anak yang berusia 5 tahun sudah mampu mengahafal Al-Qur'an dan juga paham akan makna dari Al-Qur'an. Anak tersebut bernama Sayyid Husein Thabathaba'i, ketika Husein dalam kandungan ibunya selalu membaca Al-Qur'an minimal 1 juz setiap harinya dan setelah Husein lahirpun ketika hendak menyusui sang ibu mengambil wudhu terlebih dahulu.

Hal ini seperti kisah dari Imam Syafi'i RA ketika beliau ditanya mengapa beliau sangat cerdas, kemudian beliau menjawab "ibuku tidak pernah menyusuiku tanpa ada wudhu".  Itu artinya apapun yang orangtua lakukan akan selalu memiliki dampak terhadap anak, baik buruknya anak ditentukan oleh bagaimana orangtua membentuknya sedari kecil. Bahkan ada yang mengatakan bahwa bagaimana anak kita kelak bisa dilihat dan ditentukan ketika sesorang memilih pasangan hidupnya. Terlihat sepele memang, tetapi bukankah kita pernah mendengar pepatah yang mengatakan bahwa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Maka sudah jelas bahwa dengan kita memilih pasangan maka sejatinya saat itu kita sedang mempersiapkan  atau merencanakan bagaimana kepribadian anak nantinya dapat terbentuk.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun