Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Asuh, Mengasuh, Pengasuhan

6 September 2018   23:09 Diperbarui: 6 September 2018   23:18 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum membahas mengenai pengasuhan, kita harus mengetahui terlebih dahulu pengertian dari asuh, mengasuh ataupun pengasuhan itu sendiri. Mungkin kita sering mendengar kata tersebut sebab hal itu merupakan bagian dari diri kita, diri kita adalah hasil dari sebuah pengasuhan. Namun ketika kita ditanya tentang apa itu asuh, mengasuh atau pengasuhan, banyak dari kita yang memerlukan waktu berpikir untuk menjawab pertanyaan tersebut. 

Banyak yang mengetahui maksudnya namun tidak mampu menjelaskannya. Pengertian asuh, mengasuh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti menjaga, menjaga dalam hal ini bukan semata-mata melindungi saja, namun juga merawat, mendidik dan membimbingnya. Sedangkan pengasuhan sendiri memiliki arti cara, proses melakukannya. 

Apabila berbicara mengenai pengasuhan, hal ini tentu melekat erat kepada sosok orangtua yang memiliki andil penting dalam hal kehidupan seorang anak, namun perlu diketahui bahwa pengasuhan tidak melulu hanya orangtua saja. sebab tidak sedikit anak yang diasuh dan mendapat pengasuhan dari orang lain misalnya seperti jasa babysitter dan kakek nenek. 

Kedua pilihan tersebut tentu mempunyai resiko yang besar terhadap diri anak, salah satu resikonya adalah anak menjadi lebih dekat dengan orang yang mengasuhnya dan menganggap orang yang tidak mengasuhnya sebagai orang lain yang merasa perlu adanya jarak sekalipun itu adalah orangtua kandungnya. Mungkin beberapa orangtua akan berpikir bahwa hal itu akan sementara dan akan berubah seiring dengan dewasanya seorang anak yang akan mengembalikan pemahaman mereka tentang siapa orangtua kandungnya. 

Namun sayangnya tidak semudah itu, sebab bagaimanapun juga orangtua yang tidak ikut mengasuh anak akan mengalami kesusahan dalam mengendalikan si anak jika tidak membangun kelekatan terlebih dahulu dengan anak sejak usia dini. 

Yang dapat memahami anak tentu orangtuanya, namun apakah orangtua mengetahui apa yang diinginkan oleh anak, anak hanya ingin diperhatikan, luangkan waktu untuk anak meskipun sekedar bercengkrama, menanyakan bagaimana aktifitasnya hari ini, hal itu akan  membuatnya merasa gembira, merasa bahwa orangtuanya peduli dengan mereka dan tidak hanya itu, dari situlah orangtua kemudian akan mengetahui bagaimana perkembangan anak mereka dari hari ke hari. 

Namun pada kenyataannya ketika orangtua selesai menjalani aktifitasnya kemudian pulang kerumah, yang terjadi adalah mereka lebih memilih untuk menjauh dari anak dan menganggap bahwa si anak akan membuatnya semakin lelah ketika mendengar celoteh, dan juga pertanyaan-pertanyaan yang tidak ada henti-hentinya mereka tanyakan yang sudah pasti pada akhirnya hal itu akan membuat orangtua marah. 

Inilah masalah yang banyak kita jumpai, kita tentu menyayangkan peristiwa semacam itu namun itu semua kembali kepada kesepakatan bersama dalam rumah tangga. 

Sebuah pengasuhan akan berhasil ketika kedua orangtua saling bekerjasama dengan membicarakan tentang perkembangan anak dan langkah apa yang sebaiknya dilakukan agar anak dapat berkembang dengan baik sesuai dengan tahapan perkembangannya. Jika kita berpikir bahwa si anak sudah masuk sekolah PAUD kok, masuk TK kok, sudah pasti disana diajari tentang banyak hal. 

Iya memang di sana tempat anak untuk mengenal dan memahami suatu hal yang baru menurut mereka, namun perlu diketahui bahwa waktu anak jauh lebih banyak dihabiskan dirumah daripada disekolah. Jadi sekuat apapun guru berusaha memberikan apa yang dimiliki namun jika tidak dibarengi dengan pembiasaan dirumah hal itu akan menjadi sia-sia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun