Dunia Pendidikan Indonesia sedang dilanda duka. Bagaimana tidak, siswa yang seharusnya memiliki kewajiban belajar, tetapi justru melakukan parktik menghajar. Apalagi tak hanya dilakukan oleh remaja, melainkan anak sekolah dasar yang turut melakukan aksi bullying. Lalu, siapakah yang harus disalahkan ketika aksi bullying terus meningkat?Â
Apakah diri sendiri? Tentu benar, diri sendiri memiliki pengaruh paling besar terhadap perilaku yang kita lakukan. Namun, pastilah ada faktor lain yang menyebabkan seorang pelaku bullying melakukan aksinya. Faktor-faktor tersebut bisa meliputi; pelaku merasa lebih kuat dan berkuasa, kurangngnya rasa empati, rendahnya nilai moral dalam diri, pengaruh negatif dari lingkungan di sekitar pelaku, kurangnya pengawasan orang dewasa dalam membatasi setiap tindakan pelaku, serta pengalaman menjadi korban kekerasan.
Lalu apa itu bullying? Bullying atau perundungan merupakan suatu bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan secara sengaja oleh satu atau sekelompok orang yang lebih berkuasa terhadap orang lain. Perbuatan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menyakiti korban hingga sang pelaku merasa puas dan korban merasa tertekan terhadap perbuatan sang pelaku.Â
Bullying memiliki beberapa bentuk yaitu bullying fisik atau menyakiti dengan fisik, ejekan secara lisan (verbal), tidak menghormati atau pandangan merendahkan (non verbal), pengucilan (social), merendahkan mental (psikologis), pelecehan, dan bullying melalui media social (cyberbullying). Setiap bentuk bullying itu memiliki pengaruh yang sangat buruk terhadap korban, seperti kepercayaan diri rendah, dihantui kecemasan dan ketakutan, menggangu konsentrasi belajar, cedera fisik, hingga bisa mengalami hal terburuk yaitu mengahiri hidupnya. Untuk itu, sangat penting untuk mengatasi dan mencegah terjadinya bullying agar tidak menjadi semakin buruk kedepannya.
Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi tindakan bullying adalah menanamkan pendidikan karakter sejak kecil. Pendidikan karakter menjadi aspek yang penting untuk membentuk anak agar memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, empati, toleransi, menghargai perbedaan, dan menghormati orang lain. Melalui pendidikan karakter, anak dipersiapkan mengetahui konsekuensi dari setiap perilaku yang mereka lakukan dan memahami bagaimana memperlakukan orang lain dengan hormat. Hal-hal tersebut akan membantu anak membentuk hubungan yang positif dan sehat dengan orang lain sehingga kemungkinan melakukan bullying akan kecil. Berikut ini merupakan rangkaian pemberian pendidikan karakter yang dapat dilakukan guna menghentikan aksi bullying.Â
1. Pendidikan karakter oleh orang tua Pemberian pendidikan karakter dapat dimulai oleh orang tua kepada anak sejak kecil. Orang tua menjadi orang pertama yang paling berpengaruh terhadap perilaku seorang anak. Karena setiap Tindakan yang dilakukan oleh orang tua akan menjadi contoh untuk ditiru seorang anak. Jadi, sesibuk apapun pekerjaan orang tua, harus tetap memiliki waktu bersama dengan anak agar mereka merasa disayang dan ditemani ketika berada di rumah.
2. Pendidikan karakter oleh guru Pendidikan karakter oleh guru dapat dilakukan ketika sedang mengajar di kelas. Di saat guru menjelaskan materi sesuai yang diampunya, seorang guru perlu memberikan pendidikan karakter di sela-sela pembelajaran. Hal itu dilakukan agar pendidikan karakter dapat diterapkan dan selalu diingat siswa setiap saat.
3. Pendidikan karakter melalui kurikulum Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk kurikulum yang di dalamnya memuat dengan pendidikan karakter seperti memasukkanya dalam mata pelajaran. Selain itu, bisa dengan memberikan materi khusus tentang pendidikan karakter seperti mengelola emosi yang baik, cara menyelesaikan masalah dengan baik, serta penanaman nilai-nilai karakter.
Setelah mengajarkan dan mempraktikkan nilai-nilai karakter tersebut diharapkan anak mampu memilah setiap tindakan yang dilakukan. Menciptakan lingkungan yang positif bagi anak baik itu di keluarga, masyarakat, dan sekolah menjadi upaya selanjutnya untuk membentuk pribadi anak agar anti terhadap bullying. Dalam membentuk masa depan anak yang baik, perlulah komitmen bagi para pendidik untuk selalu melibatkan pendidikan karakter dalam kesehariannya. Selain itu, memberikan pemahaman terkait bahaya bullying guna menciptakan suasana yang damai dan anti bullying. Marilah bersama menghentikan aksi bullying dengan memperkuat pendidikan karakter, guna terciptanya kehidupan anak yang lebih baik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H