Mohon tunggu...
Anifa Fachruzia
Anifa Fachruzia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa Prodi Teknik Gigi, Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tantangan dan Pengaruh Sikap Primodialisme Terhadap Perilaku Masyarakat Multikultural

11 Juni 2022   12:57 Diperbarui: 11 Juni 2022   13:04 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Primordialisme merupakan suatu pandangan yang memegang teguh hal-hal dibawa sejak kecil, baik hal tersebut adalah tradisi, adat istiadat, kepercayaan, dan hal lain yang ada dalam lingkungan pertamanya. Munculnya sikap primordialisme yang dimiliki setiap masyarakat merupakan salah satu akibat munculnya berbagai macam suku bangsa yang ada di Indonesia. Individu yang mempunyai sikap primordialisme ini akan sulit untuk berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan bermasyarakat. Yang berperan dalam membentuk sikap primordial yaitu pada saat ikatan satu individu pada kelompok yang pertama dengan nilai-nilai yang diperolehnya melalui sosialisasi. 

Apabila individu tidak bisa menyesuaikan dengan masyarakat yang multikultural, maka akan dapat memicu konflik sosial dan dapat memecah belah kerukunan warga dengan sikap primordialisme. Banyak faktor faktor yang saat ini mempengaruhi dan mengakar kuat dalam masyarakat dengan adanya sentimen primordial. Salah satu faktor masyarakat untuk tetap bisa melestarikan budaya daerahnya ialah dengan bangga terhadap kebudayaan sendiri. Dengan berkembangnya kebijakan otonomi daerah, jargon dan semangat anak daerah semakin marak. Daerah akan maju dan berkembang apabila pemimpinya adakah anak daerah dikarenakan lebih mengenal kebutuhan daerah sendiri. 

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang plural namun untuk bisa menerapkan konsep masyarakat multikultural masih belum mampu. Bisa dikatakan seperti itu karena ditandai dengan berbagai bentuk permasalahan dan konflik baik segi politik, ekonomi maupun sosial yang kerap kali mengaitkan dengan perbedaan  suku, ras agama. 

Di sisi lain, sikap primordial sendiri mempunyai fungsi untuk melestarikan budaya kelompoknya. Tetapi juga di sisi lain sikap ini bisa memicu individu atau kelompok memiliki sikap etnosentrisme. Ada dua pengaruh tingkat terhadap perilaku primordialisme, yaitu perilaku negatif dan positif. Pengaruh positif bisa terjadi apabila nilai nilai pancasila diterapkan sesuai dengan aturan dan norma yang ada. manusia secara ideal mampu mengenali dan mungkin telah mampu menampilkan norma kedewasaan dalam perilaku hidupnya, sehingga akan lebih mudah membedakan mana perilaku yang benar dan mana perilaku yang tidak benar. 

Untuk mengatasi tumbuhnya sikap primordialisme negatif membutuhkan campur tangan pihak pemerintah dan masyarakat. Pemerintah juga berperan besar dalam penyelesaian masalah konflik di masyarakat. Untuk menyelesaikan masalah yang pertama dengan mendengarkan dari kedua belah pihak. setelah itu pemerintah biasanya segera melanjutkan ke tahap mediasi dan sejumlah mediator dipanggil untuk membantu menyelesaikan masalah. untuk mengatasi adanya primordialisme ini masyarakat juga sangat berperan, salah satunya dengan saling mengawasi kondisi sosial di sekitarnya. kemudian masyarakat bisa saling menghargai keberagaman yang dimiliki di Indonesia. Keragaman yang ada di Indonesia saat ini harus dijadikan basis untuk mempererat pertalian dan kebersamaan sebagai sebuah bangsa, bukan untuk dijadikan bahan bakar kemunculan politik mengenai primordialisme secara negatif. 

Pencegahan sikap primordialisme negatif ini bisa diawali dari kesadaran tiap individu, bertindak secara objektif dengan mendapatkan edukasi tentang baik buruknya primordialisme. Di masa sekarang ini  masyarakat yang aktif dalam menggunakan media sosial rentan memudahkan penyebaran paham primordialisme. Kita semua diharapkan mampu berperan aktif untuk mengedukasi masyarakat terkait dengan keragaman budaya melalui konten digital melalui berbagai platform digital seperti Youtube, Twitter, Instagram dan lain lain yang banyak digunakan saat ini. kemudian menggunakan bahasa yang mudah dipahami untuk khalayak umum agar tujuan tercapai. Cara lain melalui media sosial juga bisa  dilakukan dengan mengadakan lomba dengan tema primordialisme dengan target siswa atau mahasiswa. Agar semakin efektif, mungkin kita juga bisa memanfaatkan bantuan dari pihak lembaga pendidikan, karena lembaga pendidikan sayang membantu dalam membentuk karakter siswa sejak dini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun