Perjalanan saya meliput kegiatan desa-desa di Pasuruan berujung sampai di lokasi yang membuat saya terpana. Grinting namanya. Sebuah desa di kecamatan Kraton-Kabupaten Pasuruan Jawa Timur.
Nanar mata saya menyaksikan jalan bagus bernilai ratusan juta rupiah --estimasi kontraktor 300 juta-- yang dibangun warga Grinting. Padahal lokasi jalan itu tidak berada di wilayah hukumya tetapi di desa tetangga. -- maaf tidak saya sebut nama agar tak memantik kegaduhan--.
Jalan
"Jalan ini sering bikin celaka orang bu. Kami yang berbatasan langsung dengan jalan ini sering mengetahui ada kecelakaan akibat kondisi jalan yang buruk. Berlumpur dan licin. Pengendara sepeda yang bukan orang sini tak jarang terperosok ke sungai."
Demikian dikatakan Samsul Khoirul, bendahara pembangunan. Disepakati pelopor dan penggerak warga, Kasun Suwarno, BPD Yahya, Kades Mulyorejo Bambang, tenaga Munir dan beberapa warga Grinting yang menemani saya hadir ke lokasi kemarin. Minggu, 22/2/2021
Atas dasar kemanusiaan itulah warga Grinting sepakat memperbaiki jalan tersebut secara swadaya. Mulanya hanya ingin menguruk yang berbahaya, tetapi melihat kenyataan bahwa hampir sepanjang 250 meter berpotensi mengakibatkan celaka. Maka diputuskanlah untuk membangun seluruh jalan tersebut dengan kondisi yang baik. Layak untuk dilewati kendaraan.
Tidak semudah membalikkan telapak tangan ternyata. Kegiatan mereka terhenti karena perijinan. Membangun dengan material padat semen dan bata ternyata memerlukan legalitas. Apalagi lokasi itu bukan di wilayah hukum desa Mulyorejo, ada Kades tetangga yang lebih berhak dan berkuasa atas jalan tersebut.
Enggan terbengkalai, Samsul mengajukan ijin ke dinas pengairan, karena jalan tersebut berada di tepi sungai yang mengairi sawah warga dua desa. Ini dilakukan setelah secara kebetulan ada petugas pengairan datang ke lokasi untuk melihat kondisi sungai.
Bincang serius dilakukan di bibir sungai, mengutarakan kesulitan. Sang petugas mendengarkan seksama hingga menemukan titik terang. Akan dibantu mengupayakan ijin lewat dinasnya karena jalan ini merupakan wilayah kekuasaan  dinas pengairan juga.
Selalu ada jalan untuk niat baik, tak berselang lama ijin itu turun, sehingga bisa dimulailah proses pengerjaan jalan itu. Menggalang dana dari warga Grinting saja untuk memulai. Ketika saya tanya kenapa tidak mengajak warga desa sebelah, alasan tidak ingin merepotkan diutarakan.
"Gak enak mbak, ini musim pandemi, saya tahu mereka kesulitan keuangan seperti kami. Tidak ingin merepotkan. Saya yakin kok, kalau kami bekerja bakti nanti pasti mereka tak segan membantu," cetus Suwarno, kasun Grinting.