Awalnya saya tersenyum membaca tulisan di Banner tersebut. Tetapi kemudian menyadari bahwa hidup bersih itu memang sulit penanamannya. Buang sampah sembarangan, seolah budaya bangsa Indonesia. Sehingga kalau ada ide membuat deklarasi dengan bunyi seperti di banner itu sesuatu yang brilliant.
Poin bunyi deklarasinya seperti ini,
..., kami berkomitmen untuk
1. Berperan aktif dalam menjaga kebersihan, kerapian, keindahan, keamanan dan kenyamanan di lingkungan SMP Ar-Rohmah
2. Membuang Sampah di Tempat Sampah
3. Menjadi pelopor kebersihan di lingkungan Ar Rohmah
4. Menyukseskan program LSLA, Lihat Sampah Langsung Ambil
Dengan deklarasi, apalagi ditanda tangani banyak siswa, mereka, kaum muda ini akan berupaya melaksanakan sepenuh hati. Ada sugesti, juga beban moral untuk melaksanakan. Bertanggung jawab atas apa yang mereka tanda tangani.
Hasilnya, waw. Lingkungan di sekitar sekolah cling. No sampah. Satu sampah akan terlihat menyolok. Tak ada sedikitpun bahkan sebungkus permen. Misal ada, para muda itu malah berlomba memungut dan membuangnya di tempat sampah yang banyak disediakan di berbagai sudut tempat.
Saya krasan berada di tempat tersebut. Sejauh mata memandang keindahan dan kebersihan. Kalau saya saja yang orang luar krasan apalagi penghuninya.
Stereotipe kehidupan pesantren itu "kumuh" dipatahkan oleh tempat ini. Membuat pemuda  bisa menjadi pelopor kebersihan mengagumkan saya. Mereka ternyata bisa pula diajak melakukan kebiasaan baik. Terlihat sepele, namun bila dilaksanakan konsisten itu akan mempengaruhi kepribadian pula.
Memasukkan penanaman karakter dalam sebuah program kampanye gerakan saya pikir menjadi solusi cerdas. Boarding School Ar-Rohmah sudah membuktikan. Membiasakan akhlak baik, menjadikan sebagai program sekolah memudahkan membentuk karakter siswa yang notabene adalah pemuda. Dengan judgment angel tuturane.
Karakter disiplin dan bertanggung jawab bisa didapatkan dengan model deklarasi seperti ini. Sesuatu yang bisa diterapkan di tempat lain. Bukan hanya di sekolah atau pesantren kalau perlu di instansi-instansi pemerintahan semacam kantor desa, bahkan di pasar bisa juga. Tempat yang biasanya banyak sampah berserakan, tempat yang dipenuhi orang  dengan sebenar-benar "angel tuturane."
Anis Hidayatie, Ngroto 29/10/2020