Covid masih berlangsung, berbagai kegiatan yang melibatkan orang banyak pernah dibekukan. Tidak boleh mengadakan, dilarang bahkan dengan ancaman jeruji besi segala.
Itu dulu medio april awal tahun 2020 ketika PSBB berlangsung serentak hampir di seluruh negeri. Kini perlahan kran mulai dibuka. New Normal Presiden Jokowi memungkinkan lagi geliat kehidupan termasuk kegiatan kumpul organisasi.
PKK dalam hal ini sebagai organisasi yang mayoritas anggotanya perempuan pernah pula terimbas PSBB. Padahal telah memiliki agenda kegiatan yang rutin digelar. Lockdown sunyi. Nir kegiatan. Bahkan online pun tidak terlihat gemanya.
Kini, dengan nuansa baru PKK mulai unjuk taring. Meski masih bernuansa pandemi organisasi yang cikal bakalnya bermula dari Seminar Home Economic di Bogor pada tahun 1957, dengan hasil rumusan 10 Segi Kehidupan Keluarga ini berupaya eksis lagi.
Ini yang saya lihat dari acara Pengukuhan anggota Tim Penggerak PKK desa Asem Kandang Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan Selasa, 13 oktober 2020 kemarin.Â
Kegiatan di desa pimpinan Kades Buhari syaiban itu merupakan yang pertama di kecamatan Kraton. Untuk kegiatan PKK desa, sesudah jeda pandemi covid-19 beberapa bulan lamanya.
Sebetulnya kegiatan PKK itu biasa saja. Kumpulan dari beberapa wanita pegiat desa yang ingin memajukan desa, difasilitasi desa. Namun ada yang berbeda. Sesuatu yang istimewa saya catat dari acara itu. Yang membuat saya tertarik mengulas.
Bukan terletak pada fashion peserta yang memang terlihat manis dengan seragam setelan hijau batik berpadu masker senada. Melainkan harapan Bu Camat Putri Haris yang waktu itu hadir memberikan sambutan.
Rupanya ada hal lain yang sedang ingin dicapai dari kegiatan PKK masa pandemi ini. Mengangkat potensi tersembunyi. Memblow up hal tersebut, agar menjadi sebuah brand. Icon yang bisa membuat desa tersebut dikenal. Sehingga orang tergerak datang bertandang.
Apa saja yang bisa diblow up? Apa saja yang menarik dari sebuah desa tersebut. Dari sisi alamnya bisa sungai atau sawah. Sebuah lokasi yang bila mau sedikit memoles bisa menjadi tempat wisata. Dirikan cafe atau warung di sana, dengan nuansa berbeda, niscaya ini akan menarik orang datang. Meramaikan desa, imbasnya devisa bisa bisa diperoleh dari sana.
Lalu UMKM, satu bidang usaha yang tak bisa dipandang sebelah mata. Satu saja ada UMKM unggul di sebuah daerah, ini sudah bisa jadi pemicu orang datang. Misal Sulam, bordir, furniture, handy craft atau kuliner.