Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"Aku Rela Kau Mati untuk Membela Gus Dur"

2 Oktober 2020   08:47 Diperbarui: 2 Oktober 2020   09:55 1284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku "Goro-Goro Menjerat Gus Dur" dilaunching  di studio TV 9 Surabaya, malam pukul 19.00,  30/9/2020 lalu. 

Banyak hal menarik menjadi cerita. Terutama pengalaman para penulis saat Gus Dur dimakzulkan, dilengserkan 19 tahun lalu, 23 Juli 2001.

Salah seorang penulis yang ikut jadi pembicara lewat zoom meeting ikut testimoni.  Syaeful Bahar, sebagai kader NU, merasakan kegeraman, ingin berangkat pula ke Jakarta.

 Gus Dur diberhentikan tanpa hak pembelaan. Sehingga, saat Syaeful muda pamit, sang ibunda bahkan rela melepas dengan ucapan dalam bahasa Madura," Engkok rido be en mateh mon abelah Gus Dur, Aku rela kau mati untuk membela Gus Dur."

Berlangsung dalam suasana atraktif, acara itu  penuh dengan ingatan waktu genting detik-detik Gus Dur harus angkat kaki dari istana. Sebuah karya tentang dugaan konspirasi itu dituangkan Virdika,  menghasilkan buku "Menjerat Gus Dur".

Bersama Editor Buku, Dr. Ahmad Zainul Hamdi
Bersama Editor Buku, Dr. Ahmad Zainul Hamdi
Sang Editor Buku, Dr.Ahmad Zainul Hamdi dan Prof.M Mas'oed Said, Ketua ISNU, Ikatan Sarjana NU menjadi pembicara sentral. Mengungkapkan betapa kegeraman bisa dituangkan lebih salih dalam sebuah buku yang indah.

Penulis dan kru usai acara launching
Penulis dan kru usai acara launching


Dialog yang dihadiri beberapa penulis antara lain Dr. Hufron, Hakim Jayli. Rojil (R.N. Bayu Aji) sebagai  co-hostnya serta saya sendiri -- Anis Hidayatie-- itu berlangsung hangat.

 Gus Dur yang ramah, tak mudah marah, itu yang saya ingat dari sosok tak lekang digerus zaman, Gus Dur.

 Kenangan saat Amin Rais menyebut "Ada pesan dari langit" ketika Gus Dur terpilih menjadi Presiden lewat Sidang Umum MPR nampak lagi di pelupuk mata. Dengan segenap gegap gempita proses pemilihannya waktu itu. Penuh canda dan gelak tawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun