Salah satu penyebab tidak bisa berlanjutnya hubungan adalah latar belakang orang tua. Si peremuan keturunan priyayi, berdarah biru. Sedangkan yang lelaki dari kaum proletar, rakyat jelata. Meski dia populer di kampus, itu belum cukup menjadi modal menundukkan calon mertua.
Lalu, sesudah diputuskan hubungan tidak bisa berlanjut ke pelaminan, karena sang camer, calon mertua sudah punya gacoan maka kakak tingkat saya itu oleng. Sehebat-hebatnya lelaki ambruk juga oleh asmara. Itu yang nampak dalam pantauan mata saya. Beberapa perubahan tak wajar dia pertontonkan, mulai enggan senyum, bermuka murung hingga suka begadang tanpa alasan.
Tidak kurang satu minggu saya melihatnya demikian, selebihnya dia terlihat baik-baik saja. Malah karirnya semakin moncer, prestasi akademik apalagi. Saat wisuda, predikat cum laude dia sandang. Ini menakjubkan. Dia tidak terpuruk dalam kesedihan dalam tempo singkat. Pasti dia punya kecerdasan emosional yang baik. Sehingga mampu mengolah kekecewaan menjadi sebuah energi menuju keberhasilan.
Jauh dari inspirasi kisah tragis Romeo dan Juliet, yang mengakhiri hidup berdua demi cinta. Kisah itu baginya indah dibaca atau ditonton saja tapi bukan untuk dijadikan teladan dalam kehidupan. Cinta sejati dibawa mati, sepakat. Tapi berakhir tanpa nyawa demi cinta itu yang dia masih berpikir ulang ribuan kali.
22 tahun peristiwa itu telah berlalu, kakak tingkat saya kini menjadi salah satu pejabat tinggi di propinsi daratan borneo, istrinya cantik sangat. Berdarah Dayak yang konon katanya merupakan ras tercantik yang pernah dimiliki negeri ini.Â
Kehidupan ekonominya mapan, anak-anaknya sukses pula menimba ilmu di perguruan tinggi ternama. Tidak tampak ada jejak peristiwa buruk yang pernah mengguncang sejarah hidupnya.
Ketika saya tanya apa resepnya. Dia tertawa lepas, seolah beban bertahun lalu adalah lelucon saja. Itu dia ungkapkan pada saya. Ada nasehat pembangkit semangat. Dari ayahnya dan dia turunkan pula pada anaknya, juga anak-anak temannya. Juga pada lelaki - lelaki yang patah hati.
Bunyi nasehat itu kalau saya rangkum berbunyi begini, "Mungkin sekarang kau sedih karena di tinggal sang kekasih, tapi suatu saat pacarmu pasti lebih bersedih karena dia telah meninggalkan Mutiara yang terpendam. Kaulah mutiara itu."
Kunci membalas ketika kita tersakiti hanyalah kesuksesan. Caranya, rajin dan tekunlah berkerja. Tetaplah bersabar karena pria yang tangguh tidak akan pernah menyerah dalam mengarungi lautan asmara.
Kau mutiara, jadikan dirimu sangat berharga, sehingga dia yang telah meninggalkanmu merasa menyesal karenanya. Sukses, dalam hal apapun maka kau akan berkilat seperti mutiara. Mahal, limited edition. Untouchable.
Nasihat itu ketika dia ingat dan katakan pada saya setelah lewat puluhan tahun  memang membuatnya sangat tergelak. Dia bilang,"Tu nasehat emang bikin bangkit dari keterpurukan, ampuh mengabaikan mantan!"