Menahan lapar dan dahaga saat puasa itu lumrah dan harus. Sedikit saja terpeleset akan batal puasanya. Misal ketika jam makan siang, saking tak kuatnya melawan kering tenggorokan minum seteguk air putih. Ini batal sudah.
Meskipun seteguk kalau masuk lewat kerongkongan ya tak boleh. Baik makanan atau minuman harus ditahan tidak sampai masuk mulut, melewati tenggorokan hingga bersemayam di perut.
Godaan mengisi perut demikian hebatnya ketika siang hingga sore menuju maghrib. Tak heran jika beberapa orang lebih mengagungkan ritual berbuka puasa daripada esensi ibadah puasa itu sendiri.
Yang berhikmah, merasakan lapar seperti orang-orang miskin, agar tumbuh empati tak sayang berbagi. Pula, meningkatkan derajat pribadi menjadi Muttaqin, orang yang bertaqwa.
Puasa kita adalah untuk Allah ta'ala, bukan untuk manusia. Allah sungguh menghargai itu, sehingga hitungan tak terhingga bakal didapat bagi orang yang ikhlas. Sebagaimana hadist qudsi berikut ini,
"Orang berpuasa meninggalkan makanannya, minumannya, dan syahwatnya karena Aku, Puasa itu milik-Ku, dan Akulah yang akan memberinya balasan."
Mereka yang melaksanakan, menghormati Ramadhan dengan berlapar dan haus. Juga yang menjalankan tuntunan syariat ringan tanpa beban. Lalu memperbaiki kualitas ibadah dengan memperbanyak kegiatan bernilai amal shalih serta mengurangi dan menyudahi segala hal sia-sia apalagi maksiat. Akan diberi sambutan istmewa oleh Allah, dengan menyediakan pintu surga tersendiri bernama ArRayan. Hadist Riwayat Bukhari Muslim menyatakan hal itu.
"Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut Ar-Rayyan. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan diseru: 'Mana orang yang berpuasa’. Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sungguh istimewa perlakuan hari esok untuk orang yang berpuasa. Lapar dan haus yang manusia rasakan ketika dilarang makan bakal mendapat balasan besar, sesuai yang dijanjikan, surga dalam genggaman. Sebagai hamba Allah, bukan hamba perut atau nafsu dunia. Ada sebutan untuk orang yang memikirkan isi perut saja ini, yakni Abdul butun. Hamba perut.
Atau emak-emak yang membeli bahan makanan berjenis-jenis, dalam jumlah banyak dengan alasan untuk persiapan berbuka puasa nanti. Sementara anggota keluarga cuma dia, suami dan satu orang anak balita.