Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antisipasi Pemudik, Siapkan Disinfektan Herbal Hingga Rumah Isolasi

11 April 2020   21:19 Diperbarui: 11 April 2020   21:26 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situasi di Pasar Sayur Mantung

Banyak penduduk Pujon yang tinggal di sana, sebagai pedagang yang menerima kiriman sayur dari Pujon. Juga berkeluarga di sana. Rerata pulang jelang lebaran. Ini yang mengkhawatirkan. Mudik, biasanya mereka agendakan itu tiap tahun. Ke desa- desa yang tersebar di seluruh kecamatan Pujon.

Ada semua, tanpa kecuali. " Tiap desa ada yang keluarganya di Jakarta." Begitu penuturan Sekretaris Kecamatan yang menerima saya beberapa hari lalu.  Dalam rangka meminta pengantar Pak Camat untuk buku Pujon Kidul, Desa Wisata Penuh Pesona.

"Kita tidak bisa menolak mereka. Apalagi dengan keadaan seperti ini. Di desa ada keluarganya kalau kenapa-napa. Maka atas nama kemanusiaan, kehadiran mereka kita terima dengan catatan." Lanjut Pak Sek, dengan nama panggilan Pak Sujarwo itu.

Pak Camat, Mulyono HS,  Mega ( pembuat disinfekan herbal), Pak Sekcam Sujarwo
Pak Camat, Mulyono HS,  Mega ( pembuat disinfekan herbal), Pak Sekcam Sujarwo
Terhadap hal tersebut Camat mulyono HS yang kemudian ikut menemui saya mengatakan,"Kami sudah meminta kepada desa-desa menyiapkan penyambutan kepada pemudik ini. Sebagai langkah antisipasi. Bahkan kepada siapapun tamu dari luar desa. Pelaporan kami libatkan dari garda terdepan RT, terus berjenjang hingga desa lalu kecamatan."

Penyambutan yang dimaksud Pak Camat tadi bukanlah upacara seremonial seperti umumnya, namun perlakuan khusus pada mereka. 

Misal dengan penyemprotan pada tubuh pendatang. Ini sudah dilakukan di halaman kantor kecamatan. Ada bilik semprot disinfektan di sana, diyakini aman dan efektif. Menggunakan bahan-bahan alami. Daun sirih, jeruk nipis, daun pandan direbus dalam air mendidih, didinginkan. Lalu ramuan itu  digunakan untuk menyemprot mereka yang dianggap membutuhkan disinfektan.

Anis Hidayatie, doc.pri
Anis Hidayatie, doc.pri
Selanjutnya di tingkat desa ada rumah isolasi. Khusus mereka yang baru datang dari luar kota. Bukan hanya yang mudik, tetapi siapa saja yang telah meninggalkan desa, sementara atau dalam waktu lama. Diperiksa dulu di posko siaga. Setelah lolos baru boleh menuju rumah. Itupun harus mematuhi SOP. Misal isolasi mandiri, sosial distancing. Juga physical distancing.

Anis Hidayatie, doc.pri
Anis Hidayatie, doc.pri
Menyambut PSBB, untuk antisipasi penyebaran virus, telah didirikan portal larangan melintas di tiap pintu masuk gang. Juga penyemprotan berkala di seluruh wilayah desa. Setidaknya 2 hari sekali rumah - rumah disemprot. 
Anis Hidayatie, doc.pri
Anis Hidayatie, doc.pri
Selalu ada mobil keliling dengan pengeras yang berisi pesan bapak kepala Desa untuk tetap tinggal di rumah. Jaga jarak, hindari kerumunan, jaga kesehatan dan yang selalu ditekankan. Laporkan bila ada siapa saja dari luar wilayah yang datang mengunjungi rumah warga.

Langkah-langkah itu saya pikir sudah cukup bagus, ada peringatan, ada tindakan dan ada penyelesaian untuk kasus yang akan dihadapi. Ini preseden baik saya kira. Stake holder sudah melakukan tugasnya. Mereka rela berjuang mengamankan daerahnya. Membuat nyaman wilayah warga tinggal.

Usaha ini mestinya kita apresiasi, dengan mentaati seluruh anjuran. Saya yakin bila kita disiplin melaksanakan segala aturan terkait waspada Corona, bukan tidak mungkin virus itu akan hengkang. Asal kita tak lelah berjuang. Stay at home. Work from home. Inilah perjuangan yang harus kita lakukan. Jadi bersabarlah. Perjuangan itu berat, rindu itu berat kata Dylan. Seberat rindu ini berpelukan erat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun