Ode Buat Erin
Berarak sudah mendung yang lama dia nantikan.  Menghimpun jadi sebuah iringan, mengantarkan bidadari  aksara berpulang.  Untuk keabadian yang penat dia nantikan.
Umbul-umbul hitam, pun bendera putih setengah tiang berkibar. Tandakan pilu sangat menghantam jiwa remuk redam. Hujan air mata, Â derai cinta penanda, Â untuk kami kehilangan.
Tak ada daya kami upayakan,  selain pasrah atas tulisan dari sang  maha empunya tinta nasib manusia di dunia,  sembari tersungkur memohon meminta
Akhirkan dia dengan sempurna, Â menuju istana baru, Â tempat pulang yang sesungguhnya dengan jamaah orang orang shalih terpilih, Â yang selama ini dia ingin segera bersanding dengannya.
 Tak syak dengan karyamu,  jalan lain menyelesaikan penantian. Khusnul Khatimah,  berakhir indah.  Itulah pinta yang terkulum dari mulut ini untukmu Erin. Pergilah,  nikmati keabadian yang kan disajikan sepenuh keindahan pula. Â
Anis Hidayatie untuk Erin untuk Kompasiana, Innalillahi wa inna ilaihi raaji un. Lahal faatihah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H