Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Berpayung Mentari

15 Mei 2019   05:30 Diperbarui: 15 Mei 2019   13:46 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mestinya, semburat kuning jingga mampu menampilkan pesona ceria. Ditingkah pendar biru terang pada pucuk daun nan memanjang. Indah tiada tara telah terhidang. Mengundang hati ini ikut riang.

Pada malam yang baru saja terlewatkan membuat kisah pagiku tak lagi memikat pandang. Penjara rasa, belenggu dosa terasa betul pikulan bebannya. Rasa tak pantas menyapa hadir pagi menyeruak, terlalu terhormat dia untuk kuikuti gagah cahayanya.

Aku terpuruk dalam kubangan rasa sesal tak berkesudahan, jelaga malam telah torehkan noktah hitam pekat melekat. Menghapusnya harus dengan air suci maghfirah, yang rasanya tak pantas kudapatkan.

Mengejar ampunan, itu satu satunya jalan. Kan kulakukan demi mandi sucikan diri. Walau mata pandang mereka sudutkan, meski cibir penonton kudapatkan. Aku tak peduli, karena bagiku selalu ada pelindung abadi, ketika aku berpayung mentari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun