Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bulan di Peraduan

30 Maret 2019   09:18 Diperbarui: 30 Maret 2019   09:51 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Rumput hijau di halamanku tercerabut.
Keluhnya, tak ada lagi usap hangat menyentuh. Liar terbiar, tak lagi indah jadi hamparan. Riuh hati ini rindu peraduan pada rerumputan kenangan, tempat kami pernah memadu percintaan

Kerlip bintang tlah silaukan, kau biarkan aku berteman cahaya rembulan. Menunggui ranting malam nan setia meneman, tempat aku gayutkan keinginan.

Masih belai tanganmu kunantikan, merapikan kembali  rumput nan tercerabut, menata lagi akar-akar yang pernah goyang. Bila bintang tlah tak lagi melenakan, datanglah kembali, nikmati pendar bulan di peraduan. Pulang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun