Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lupa

20 Januari 2019   21:39 Diperbarui: 21 Januari 2019   11:06 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Duhai engkau yang seharian menanti malam tiba. Yang selalu berkeringat memeluk siang penuh keringat. Bergelut dalam lapar. Berjemur dalam gemetar. Senja segera tiba. Lelahmu kapan engkau rekayasa.

Duhai engkau yang mulai letih meniti jalan ini. Bawa tongkat ini. Ikuti cahaya senja. Makanan untukmu tidak tersedia. Sepiring nasi khusus keluarga.

Duhai engkau. Malam sudah tiba. Berbaringlah dalam tenang. Hingga malam lupa merintih kelaparan. Jangan biarkan malam kehausan. Sisihkan hanya untuk mereka.

Malam yang terlupa, lelap yang diingat, lapar tak lagi menggoda, hanya dekap hangat kuingin dia mengusap. Biarkan aku tidur  malam ini saja. Terburai lapar hingga fajar tiba.

Ditulis Anis Hidayatie bersama Ropingi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun