Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[RTC] Ainun dan Cinta Pada Ilalang

15 Januari 2019   05:30 Diperbarui: 15 Januari 2019   21:03 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ibu ini, bu guru, kita harus tawadhu', kalau salim sambil cium tangan ya," Diajarkan kebiasaan itu pada putri kecilnya. Kusediakan tissue sekedar mengusap sisa ingus bila mereka tlah berlalu.

"Baiklah, tapi harus datang tepat waktu, dan harus bersih, jangan lupa mandi dulu ya?"

"Inggeh bu, ngesto aken." Berbinar mata ibunya menatapku.

" Lajeng, mbayaripun pinten? Lalu bayarnya berapa?" Bertanya biaya pula Ponisri. Ini adalah pertanyaan kesekian kali yang selalu kudengar ketika akan mulai penerimaan santri baru.

Jawabku tetap sama. " Gratis, sudah ada yang membayarkan.

"Sinten bu?"

"Gusti Allah." 

Sampai di situ kututup pembicaraan lanjutan.

"Sini Nun ikut ibu." Ajakku pada Ainun.

Dia mendekat, kutuntun mengikutiku, menuju kamar mandi rumah. Tempat yang mengingatkan selalu pada suamiku dulu. 

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun