Jalan-jalan ke Sawah Indah Ngroto, Desa Terbaik Nasional

Siapa sangka jalan-jalan di sawah bisa menimbulkan kenikmatan tersendiri. Sibuk dengan rutinitas, menghadapi layar dan kertas membuat mata ini terasa penat. Butuh penyegaran, butuh suasana sejuk untuk memulihkan otot syaraf mata yang terasa mulai tegang.

Sebetulnya beberapa tempat rekreasi seperti pantai, gunung, atau wahana destinasi wisata buatan, sudah ku tandai bakal kutengok suatu hari nanti. Tapi berhubung tak ada anak yang menemani, atau kerabat yang datang,  dan tentu saja mengingat kondisi kantong yang mengempis,  keputuskan saja jalan jalan menyusuri desa. Naik motor butut, menikmati jalan usaha tani yang baru saja di renovasi oleh pemerintahan desa.

Sendiri saja aku menikmati pemandangan sawah desa. Takjub melihat betapa indahnya. Sejak terpilih menjadi Jawara kategori IDM, Indeks Desa Mandiri se Indonesia, Ngroto desaku yang terletak di kecamatan Pujon Kabupaten Malang menggeliat. Berbagai sektor pembangunan terus digalakkan, termasuk menyentuh pembangunan jalan untuk  transportasi petani, maupun  pejalan kaki.

Keindahan sawah di desaku, mudah dinikmati karena akses jalannya yang mulus, pematang di perbaiki, tempat rehat pinggir jalan juga disediakan. Meskipun hanya lahan kosong mirip parkiran, tapi bagiku itu cukuplah untuk sekedar melepas penat menikmati pemandangan sawah yang menghampar dengan gugusan gunung laksana pagar.

Rekreasi sendiri, menghabiskan liburan tanpa biaya, ah nikmat juga ternyata, elok alam di hadapan,  semilir sejuk pegunungan menyajikan ketenangan, relaksasi pikiran. 

Tumbuhan Sayuran yang di tanam  masihlah hijau, kadang ada yang baru disemai, menunggu Pak Tani tekun menyentuh, menyiram, menjaga dari hama, mencegah dari penyakit. Pak Tani tak berani absen atau mbolos kerja bila waktunya ngobat, atau mengairi sawahnya. 

Kedisiplinan dan kasih sayang pada tanamannya berbanding lurus dengan keinginan agar panennya bagus. Memperoleh hasil yang signifikan, berharap keuntungan besar, uang banyak di tangan.

Harapan ini terkadang tak sesuai kenyataan, kadang ketika panen raya tiba, harga malah anjlok, atau belum dipanen ada hama yang memakan. Belum lagi bila cuaca tak bersahabat, Hujan lebat, kadang ditingkahi angin puting beliung, beriring badai, petir menyambar, membakar tanaman.  Ah, betapa menyedihkan. 

Namun kulihat Pak Tani tak pernah putus asa. Baginya ini sudah biasa, bertani terus, kontinyu, untung rugi itu resiko. Usaha maksimal tetap dilakukan, hasil akhir pasrah pada takdir. Menyerahkan seluruhnya pada gusti kang murbeing dumadi. Pada Tuhan. Penguasa alam.

Kalau sedang untung ya harus di tabung, bukan dihamburkan untuk foya foya. Supaya bila keadaan sedang tidak bersahabat, dia masih bisa terus bertani memanfaatkan tabungan untuk biaya. Syukurlah, kini Pak Tani tak seperti dulu, penyuluhan, pelatihan, lewat kelompok tani meminimalkan resiko gagal panen dan rugi.

Di sawah ini ternyata aku tak hanya memandang keindahan alam  ciptaan Tuhan, pelajaran hidup kuteguk. Tentang harmoni antara tanaman, kasih sayang pemilik dalam merawat tumbuhan penghasil,  serta perhatian stake holder di Ngroto, desa terbaik Nasional. Itu menjadi satu poin lain yang kupelajari. Bahwa  kedisiplinan merawat dengan kasih sayang, perhatian kemitraan,  kerjasama dengan lingkungan adalah keniscayaan bila ingin hasil sesuai harapan.