Kabut putih merintih
Pada mata yang membukapun tak mampu
Pada hati yang mekarpun tak mau
Didekap gelap erat
Digoda pura terbiasa tak lepas asa
Diajak kembara mau saja
Rasa dia mengerti
Saat jingga mampir siang hari
Bukanlah wajar ada duri
Bukan dijalanan, bukan di pinggiran
Melainkan di tengah lautan dia temukan
Parahnya tertutuplah sudah sadar paginya
Hanya jingga siang yang dirindukan
Hanya terang malam yang diindahkan
Serta  pekat pagi tak ada cahaya
Dia tertipu, terbius rayu
Lupa warna, buta siapa
Wanita tua yang merasa muda
Dulu dewasa kini jadi manja
Tak ada teduh untuk si anak sayang
Yang ada lambaian hasrat sayang di ladang
Gersangnya belumlah lama
Keringnya masihlah baru saja
Kembang dua tangan untuk si bujang tampan
Pendar wanginya ditebarkan
Aromanya merayu dipamerkan
Rancak gemulai tarinya mengundang datang
Tawaran malam gelap jadi terang ditunggu
Saat si kumbang tabuhkan ketipung syahdu
Resapkan tarian melagukan cinta
Selendang lebar menutup dunia
Hanya syahwat bergelora
Akankah dia sadar ini tak lama?