Mohon tunggu...
anie puji
anie puji Mohon Tunggu... Guru - Mengembangkan hobby menulis, berbagi informasi dan pengetahuan lewat kompasiana

Aktifitas sebagai guru, hobby menulis sejak kecil, suka menulis di media sosial juga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Qoyyum Anak Hebat Generasi Emas

25 Agustus 2022   20:07 Diperbarui: 25 Agustus 2022   20:16 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alkisah di negeri antah berantah, di kaki gunung bedah, hiduplah seorang kakek tua bersama seorang cucu. Sang Kakek seorang pejuang, meski tak pernah memanggul senjata, karena beliau memang bukan tentara, bukan pula ABRI ataupun Polisi. Namun Beliau sangat berjasa pada negeri tercinta ini.  

Masa mudanya dicurahkan untuk berbagi ilmu menghidupkan surau dekat rumah beliau. Sholeh nama kakek tua yang usianya hampir satu abad ini, memang benar-benar sholih pas dengan namanya. Adapun Qayyum adalah satu-satunya cucu kesayangan, sejak kecil orang tuanya sudah meninggal. Jadi  Qayyum tinggallah  bersama kakeknya.

Setiap malam menjelang tidur, sambil meninabubukkan cucu kesayangan, Kakek Saleh selalu menasehati; "Cucuku, Jadilah kamu seperti pohon kelapa, tumbuh subur dimana saja dan berguna dari akar hingga buahnya". Kakek melanjutkan nasehatnya; " Demikian juga kamu nak, agar kelak Qayyum bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama, khususnya bagi agama, bangsa dan Negara."

Qayyum dididik oleh kakeknya dengan berbagai ilmu terutama ilmu agama. Bahkan pads usia 7 tahun, Qayyum sudah menghatamkan Al Quran dan langsung musyafahah dengan kakeknya sesuai makhroj dan tajwidnya. 

Qayyum sering mengumandangkan adzan dengan suara yang sangat indah. Sehinggga para jamaah rajin sholat berjamaah lantaran terkesan dengan suara merdu si bocah. Qayyum juga banyak teman disekolah maupun di lingkungan masyarakat, karena Qayyum anak yang periang dan mudah di ajak bergaul.

Seperti biasa Qayyum pergi ke sekolah yang jaraknya kurang lebih 300 meter. Ketika pembelajaran, Gurunya bertanya pada semua muridnya: "anak-anak , besok kalau kamu sudah besar , cita-citanya mau jadi ada?"Ada yang menjawab jadi dokter, jadi pejabat, jadi guru dan banyak lagi. 

Ketika sang guru bertanya pada Qayyum; "Kalau Qayyum besuk mau jadi apa?" dengan mantab Qayyum menjawab: "Saya ingin menjadi tentara, bu guru!" Sang guru bertanya pada Qayyum: "Apa alasan mu ingin menjadi tentara? " Qayyum menjawab penuh rasa bangga; "Karena nasehat Kakek, Qayyum harus meneruskan perjuangan walaupun Negara Indonesia ini sudah merdeka. Kemerdekaan harus kita isi dengan hal-hal yang positif, untuk memajukan dan memakmurkan negri ini, kata  Kakek begitu guru"

Waktu itu bulan Agustus, saat pulang sekolah Qayyum melihat pemandangan yang tidak seperti biasa. Mulai dari balai desa dan rumah yang di lewatinya, semua memasang bendera merah putih. Qayyum pulang dengan mempercepat langkahnya, seolah-olah ingin segera sampai di rumah. 

Sesampai di rumah, Sang Kakek menyapa: "Qayyum cepat makan! Ini lho ada makanan enak, hantaran dari tetangga."  Qayyum diam saja, dan langsung masuk ke dalam kamar, membuka almari seolah ada yang di cari. 

Akhirnya, Qayyum menemukan juga, yaitu bendera merah putih. Lagi-lagi Sang Kakek menegur: "Qayyum makan dulu,  boleh main tapi makan dulu."  Qayyum seolah tidak mendengarkan ucapan  Sang Kakek. 

Tapi Qayyum malah ke belakang rumah mengambil bambu, untuk memasang bendera. Dan dipasang di surau depan rumahnya. Banyak orang lewat, yang berhenti melihat ulah Qayyum. Bahkan ada yang menegur;"Hei Qayyum, kenapa kau memasang bendera di surau ini, bendera itu hanya di pasang di balai desa, rumah- rumah, kantor-kantor. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun