Seiring berjalannya waktu, dosen terus berkembang dalam peran mereka yang semakin luas, termasuk sebagai pelatih (coaches), konselor, manajer pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang. Dosen terus berkembang sebagai komponen dinamis dari sistem pembelajaran. Sangat penting bagi dosen untuk memberikan peserta didiknya banyak kesempatan dan peluang untuk menciptakan metode pembelajaran yang inovatif dan efektif. Dalam proses belajar mengajar, pengembangan kompetensi karakter kepribadian mahasiswa harus diperhatikan secara konsisten, karena prestasi akademik mahasiswa tidak semata-mata dipengaruhi oleh kemampuan intelektual umum; lebih banyak dipengaruhi oleh keterikatan mereka dengan guru, tenaga pendidik, fakultas, dan universitas.
Karakteristik pembentukan tingkah laku proses belajar ini menunjukkan bahwa pembelajaran memiliki kemampuan untuk membentuk sifat dasar dan tingkah laku peserta didik. Diharapkan bahwa dosen akan membangun kepribadian yang memiliki kualitas seperti kebebasan yang bertanggung jawab, komitmen pada kemandirian, dan kemandirian melalui berbagai metode atau upaya mereka.
"Bangsa yang berkarakter memiliki kepercayaan pada nilai-nilai kepribadian dan kemandirian bangsa sendiri. Dia percaya bahwa "Sesuatu bangsa yang tidak memiliki kepercayaan kepada diri sendiri tidak dapat berdiri langsung." Negara yang tidak memiliki iman tidak dapat bertahan. Pernyataan tersebut merupakan amanat dari Proklamasi 17 Agustus 1956 oleh Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno. Dia mengingatkan betapa pentingnya bagi sebuah bangsa untuk memiliki kekuatan karakter yang dibangun atas dasar kesadaran yang mendalam tentang pandangan hidup bangsanya. Seiring perkembangan dunia pendidikan, peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan tinggi harus diikuti, karena ini menunjukkan peran pendidikan perguruan tinggi yang sangat penting dalam membangun peradaban bangsa berdasarkan jati diri dan karakter bangsa Indonesia.
Dosen harus memahami sifat mahasiswa yang mereka bimbing, terutama mereka yang membimbing akademik. Mereka adalah penggerak perubahan untuk menghasilkan lulusan yang unggul secara religius, cerdas, produktif, andal, dan komprehensif. Mereka juga harus mengajarkan soft skills yang berguna untuk kehidupan setelah lulus dari perguruan tinggi, sehingga menghasilkan generasi emas yang berkualitas. Untuk transformasi pembelajaran, seluruh civitas akademika harus terlibat, dan guru juga harus berperan dalam membentuk karakter mahasiswa. Dosen harus berpartisipasi dalam membentuk karakter mahasiswa dengan berinteraksi dengan mahasiswa dalam diskusi tentang materi pelajaran, memberikan contoh yang baik untuk berbicara dan berperilaku, dan mendorong mahasiswa untuk berpartisipasi secara aktif dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang inovatif, variatif, dan kemandirian.
Aniek Irawatie
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H