Mohon tunggu...
Jhon Alamsyah
Jhon Alamsyah Mohon Tunggu... -

Jhon Alamsyah bekerja sebagai guru di sekolah swasta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Negeri Cermin

12 November 2013   15:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:15 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maki, gadis keturunan Jepang yang pintar. Dia juga pandai meneliti benda yang berhubungan dengan Sains. Dia berambut hitam di ikat kepang, berkulit putih dan yang paling penting, dia dibanggakan oleh teman-temannya dan gurunya, namun itu tidak menjadikannya sombong. Suatu hari di laboratorium sekolah, Professor John yang pintar dalam Sains sedang mengajari murid-muridnya untuk mata pelajaran Sains, temanya tentang membuat ramuan penembus ajaib. “Anak-anak, kali ini kita akan belajar membuat ramuan penembus ajaib. Tapi hati-hati, bisa saja kalau kalian menjatuhkannya ke suatu benda, benda itu akan menembus.”kata Prof. John. Maki dan teman-temannya memulai membuat ramuan penembus. “Ditambah ramuan hijau , ramuan oranye,ramuan pinkdan sentuhan terakhir ramuan campuran! masukkan ke gelas ramuan baru dan...”kata Maki. “Dan....” puff!... ramuan itu meniup menjadi ramuan penembus warna biru. Dan ada pula teman-temannya yang ramuan penembusnya warna merah, ungu dan lain lain. “Bagus Maki! bagus sekali! nilaimu A! ”puji Prof. John. “Terima kasih Professor”kata Maki. “Bagus! Bagus! Ini semua bagus sekali!”puji Prof. John kepada semua anak-anak. “Oke semuanya... nilai kalian semua A!”kata Prof. John. “Hore!”semua anak bersorak riang gembira. Saat pulang sekolah, Maki dan Susan pertama kali menemui Prof. John untuk mengambil ramuan mereka untuk dibawa pulang. “Terima kasih Professor John!”kata Maki dan Susan. “Sama-sama!, sampai bertemu besok!”kata Prof. John. “Susan, aku pulang dulu ya! sampai bertemu besok!”kata Maki. “Sampai bertemu besok juga Maki!”kata Susan. Sesampainya dirumah, Maki tidak lupa Sholat Ashar, mandi, mengganti bajunya dan menyisir rambut hitamnya yang indah dan berkilau agar tidak kusut. “Mama! Mama! Lihatlah ramuanku, hasil ramuannya bagus kan....”kata Maki. “Iya! Kau dapat nilai berapa nak?”tanya Mama Maki. “Aku dapat ‘A’ ma!”jawab Maki. “Bagus sekali nak! Mama bangga kepadamu!”kata Mama Maki sambil memeluk Maki. “Terima kasih Mama!”kata Maki sambil memeluk Mamanya, lalu Maki menaruhnya di kamarnya. Saat Maki berlari ke ruang laboratoriumnya, dia ke kamarnya lagi untuk mengambil ramuannya. Dan dia lupa menyisir rambutnya, jadi dia menyisir rambutnya. “Lalalalala.....”Maki menyisir rambutnya sambil menyanyi. Tuk!, tanpa disadari Maki ramuannya yang di meja kayunya itu menetes sedikit. “Kak...! tolong aku untuk mengerjakan PR-ku!”kata Kenta, adik Maki. “Aku datang Kenta!”kata Maki. Zzzt... wing!.....! cermin Maki tiba-tiba bersilauan. “Hai gadis kecil, selamat datang di negeri kami, yaitu negeri kecil yang bernama negeri Cermin, disana kita mempunyai kembaran tapi dijadikan sahabat, bukan keluarga. Dan akulah portalnya.”kata cermin itu dengan suara halus. “Cerminku bisa bicara?dan menjadi portal?, apa karena ramuan penembus itu?”kata Maki dalam hati. “ Masuklah...., tapi ingat, portal ini akan menutup saat tengah malam, tepatnya jam dua belas malam. Ada banyak masalah yang terlibat disana, dan kau satu-satunya yang bisa mengatasi masalah itu.”kata cermin itu. “Oke... aku akan masuk.... dan mengatasi masalah itu!.”kata Maki seberani mungkin. Maki segera memasuki negeri itu. “Wooow....! Wooow....!. ”kata Maki sambil berputar putar. Blung! Maki terjatuh dan terlempar dari portal cermin itu. “Ah, apakah ini negerinya?.”tanya Maki ke dirinya sendiri. “Dor!”kata salah satu orang warga negeri itu. “Wa! Jangan kagetkan aku!”Maki kaget karena orang itu. Tapi kelihatannya, dia sama persis seperti Maki. “Apakah ini kembaranku?dia mirip ya denganku?”tanya Maki dalam hati. “Halo, aku Mikha, salah satu warga negeri ini, dan kau.... mirip sekali denganku!..... Oh iya! Di negeri rahasia ini, kita semua memiliki kembaran, tapi dijadikan sahabat, bukan keluarga. Dan aku, baru pertama kali bertemu denganmu.”kata Mikha. “Halo, aku Maki, aku memasuki portal ini karena kesalahan teknis... hihihi....”Maki menjelaskannya kepada Mikha. “Ayo kita kerumahku untuk minum teh! dan kau kan tidak punya rumah kan disini, jadi aku persilahkan kau beristirahat di rumahku!”bujuk Mikha. “Hore!”kata Maki. Lalu mereka pun berjalan menuju rumah Mikha. “Selamat datang di rumahku!.”kata Mikha. “Kelihatannya seperti rumahku, kamar-kamarnya pun juga!.”kata Maki. “Mikha, apakah ini kembaranmu? Kali ini, di keluarga kita, kaulah yang memiliki kembaran pertama! Selamat Mikha!.”kata Mama Mikha. “Sebenarnya di keluarga ini, kembaran belum ditemui sama sekali.”jelas Mama Mikha. “Jadi, dari keluargaku juga ya kembarannya”tanya Maki. “Tidak selalu”jawab Mama Mikha. Kabar di rumah Maki....., “Kak.... ayo keluar! Ayo bantu aku!”kata Kenta. “Hah? Cermin berkilauan? Apakah ini portal? Wow! Ini juga menembus! Sebaiknya aku masuk!.”kata Kenta dan segera memasuki cermin itu. “Wooow....! Wooow....!”kata Kenta sambil berputar putar. Blung! Kenta terjatuh dan terlempar dari cermin itu. “Negeri apakah ini?”tanya Kenta ke dirinya sendiri. “Halo!... ada seseorang... Halo!”teriak Kenta. Tiba-tiba, di jendela rumah Mikha, terdengar suara Kenta. “Hey Maki, suara itu berisik sekali ya!”tanya Mikha. “Coba lihat! lihat!”kata Maki. “Hah! Itu Kenta! Akhirnya dia ke dalam portal cermin ini!”kata Maki girang. “Apa, portal ke negeri ini? Memangnya ada?!”tanya Mikha kebingungan. “Tidak ada waktu untuk menjawabnya Mikha! Aku harus bergegas menghampiri Kenta!”kata Maki. “Kenta!”teriak Maki. “Kakak!”teriak Kenta. Mereka berpelukan. “Ayo kita kerumah Mikha!”ajak Maki. “Mikha? Siapa dia?.”tanya Kenta. “Kau lihat saja sendiri”jawab Maki. “Hah? Mikha persis denganmu? apakah dia kembaranmu? Hah?.”tanya Kenta nampak kebingungan. “Mikha... jelaskan kepada adikku tersayang yang mempunyai rasa ingin tahu.”Maki menyuruh Mikha untuk menjelaskan Kenta. “Kenta, di negeri ini, kita mempunyai kembaran, tapi dijadikan sahabat, bukan keluarga”Mikha menjelaskannya kepada Kenta. “Lalu dimana kembaranku! Hah! Hah!”tanya Kenta kegirangan. “Aku lihat ada anak laki-laki bernama Kouta, dia persis sekali denganmu! dia tinggal di seberang rumahku.”jawab Mikha. “Kalau begitu, aku ingin kerumahnya!, tunggu... tapi kenapa kembaran kak Maki di keluarga yang sama? Tapi aku malah beda keluarga.”tanya Kenta. “Karena... setiap kembaran itu tidak selalu dalam keluarga yang sama”jawab Mikha. Lalu Kenta pun kerumah Kouta. “Maki, di negeri ini sebenarnya... belum ada ratu/raja.”jelas Mikha. “Ya, pemilihan ratu disini adalah orang yang pertama kali memberi tahu kalau negeri ini harus tertib tapi, orang orang disini belum ada yang bisa seperti itu.... dan belum ada juga orang yang bisa memberitahukannya, umur bisa saja anak-anak atau sudah dewasa.”Mikha menjelaskannya. “Kita memberitahu orang-orang disekitar negeri kecil ini saja kalau ada yang mau menjadi ratu/rajanya”ujar Maki. “Ide bagus!.”jawab Mikha. Lalu mereka pun memberitahu kalau ada yang mau menjadi ratunya. “Hosh... hosh... tidak ada yang mau ya....”kata Maki. “Iya ya....”kata Mikha. Maki melihat orang membuang sampah sembarangan, merokok sembarangan, mencoret-coret tembok sembarangan dan lain lain yang buruk. “Lihat!? penduduk disini pada begitu!”Mikha membuktikannya. “Kalau begitu, ayo kita sampaikan kepada mereka! Di panggung ujung itu!.”kata Maki. “Apa?! apa kau bertingkah gila? Mana mungkin kita bisa ke panggung itu? Karena, aku tidak jenius dan percaya diri, beda seperti kamu yang sekarang kembaranku masa aku sendiri yang tidak jenius dan tidak percaya diri.”kata Mikha. “Jangan su’udzon Mikha, pasti kita bisa!.”kata Maki. “Ya, terimakasih Maki, sudah memberi semangat kepada-ku.”kata Mikha. Lalu, mereka pun pergi ke panggung itu. “Eh, tunggu dulu... ada ruang sejarah rahasia tentang negeri ini! Agar kita bisa memberitahukan mereka agar tidak melakukan hal-hal buruk lagi, ayo kita kesana agar lebih membantu!.”kata Maki. “Ayo!.”kata Mikha. Krreeek.... pintu pun terbuka, mereka menemukan banyak hal-hal kuno terjadi disana. “Lihat mahkota itu! cantik sekali ya... sepatu kaca yang berkilau itu, baju itu... ah! semuanya bagus sekali ya!.”kata Mikha. “Iya ya!, pantas sekali untuk mu!.”puji Maki. “Hahahaha.... kau lucu sekali!.”tawa Mikha. “Lucu apanya!, aku tidak mengatakan hal-hal lucu!.”kata Maki. Mereka menemukan buku kuno berdebu yang berjudul ‘Cara Negeri Cermin Untuk Lebih Maju Lagi’. “Eh, buku ini bagus! Ayo kita baca!.”kata Maki. “Ayo!, aku penarsaran apa yang ada didalamnya!.”kata Mikha. “Cara 1, memberi denda kepada penduduk-penduduk negerinya, Cara 2, menentramkan penduduk-penduduknya, Cara 3... bla... bla... sampai Cara 20. “Oh, begitu... kalau begitu, ayo kita memberitahukannya!.”kata Maki. “Tunggu... kalau kau ikut, aku juga ikut!, kan kita sahabat!. Aku sekarang percaya diri kok!.”kata Mikha. Maki tersenyum lebar. Dalam hatinya dia bilang seperti ini: “Mikha, dia sahabatku, aku menganggapnya sebagai keluarga. Andai saja di negeri ini kembaran dijadikan keluarga, ah... jadi aku punya keluarga di Negeri Cermin, yaitu dia sendiri, dia seperti bintang yang bersinar untukku. Aku tak akan melupakannya, dia selalu ada untukku... . “Mikha, ayo kita bicara sekarang!.”kata Maki. (Ting!), Mikha mengedip matanya. Tuk! Tuk! suara microphone mulai terdengar. Orang-orang pun berdatangan. “Ada apa ya? pengumuman apa itu?”bisik semua penduduk-penduduk keheranan. “Halo, perkenalkan, nama saya Maki, dan ini kembaranku. Silahkan tepuk tangan untuk kita!.”kata Maki. Dan semua orang pun tepuk tangan. “Halo, dan nama saya Mikha, dan berdampingan dengan kembaran saya, dan panggil saja aku Mikha.”kata Mikha. “Kita akan menyampaikan kalau negeri ini tidak tertib! Kalau sekali lagi salah satu orang melihat keadaan seperti itu, kalau raja/ratunya sudah ditentukan, penduduk harus denda!, mengerti!.”kata Maki. “Oke! kita berjanji!.”kata penduduk-penduduk. Ting! Mahkota ratu pun dipakaikan salah satu penduduk itu kepada Maki. “Hah? akulah ratunya?.”kata Maki. “Ya, karena kau sudah menyampaikan kita kalau kita akan berbuat tertib.”kata penduduk itu. “Sekarang, ratu sudah ditentukan!.”kata penduduk itu. “Hore! Hip Hip! Hore!.”sorak semua orang. “Wahai penduduk negeri Cermin, aku senang sekali masalah disini sudah selesai, tapi aku tidak bisa menjadi ratu kalian.”kata Maki. “Memangnya kenapa?”tanya orang-orang. “Karena, aku berasal dari dunia lain...., jadi aku harus pulang sebelum jam sebelas malam, tepatnya tengah malam.”kata Maki. “Hah?!, tapi bagi kami walaupun kau masih kecil, tapi kau jenius dan bermakna.”kata semua orang. “Ya, memang tapi aku ingin memberitahu kalau kalian semua sudah punya kembaran?.”tanya Maki. “Kita semua sudah mempunyainya...”jawab orang-orang. “Nah, apakah kalian senang dengan kembaran kalian?.”tanya Maki lagi. “Kami senang sekali dengan kembaran kita!.”jawab orang-orang. “Apakah kalian menganggapnya sebagai keluarga?.”tanya Maki lagi. “Ya... ya... seperti keluarga... ya... ya...”jawab semua orang. “Aku ingin menyampaikan kalau kembaran kalian harus menjadi saudara, di duniaku, kalau kembaran itu adalah saudara dan... keluarga itu adalah sekumpulan orang yang berarti untuk kita, jadi... apakah kalian mau bersaudara dengan kembaran kalian sendiri?.”tanya Maki. “Oke! kita malah senang kok!.”jawab orang-orang. “Mikha, apakah kau mau menjadi saudaraku di negeri Cermin?.”tanya Maki. “Um.... tentu saja Maki..., jika kau ingin pulang... ingat aku ya!”tanya Mikha. “Oke Mikha! Pastinya aku punya barang kenang-kenangan yang tepat untukmu.”kata Maki. “Apa?.”tanya Mikha. “Ini masih rahasia....”kata Maki. “Oh, begitu...”kata Mikha. Maki pun diizinkan Mikha untuk istirahat sejenak dirumahnya sampai jam sembilan malam, portal dari Cermin milik Maki sudah datang dan Maki dan Kenta siap-siap pulang ke rumah. Semua orang sudah didepan portal untuk melihat Maki dan Kenta pulang. “Dada Kenta! Aku tak akan melupakanmu!.”kata Kouta. “Dada juga Kouta!.”kata Kenta. “Dada Maki!”kata Mikha. “Mikha, ini sesuatu untuk mu...”kata Maki. “Ramuan penembus?.”tanya Mikha. “Ya, setiap kau mau ke duniaku, teteskanlah ini ke cermin besar dan jadilah portal. Maki menjelaskannya kepada Mikha “Terima kasih Maki, ini ada sesuatu untukmu... ini adalah kalung lamaku, tolong terimalah sebagai kenangan kita nanti.”kata Mikha. “Kalung ini... bagus dan berarti padaku. Terima kasih Mikha.”kata Maki “Penduduk negeri Cermin, aku persilahkan pengganti ratunya adalah Mikha, kembaranku yang setia.”kata Maki. “Benarkah? Hore! Aku jadi ratu! Aku jadi ratu!.”Mikha bersorak gembira. Lagi-lagi Maki tersenyum tentang Mikha. “Kami tidak akan melupakan kalian!!! Dada semuanya! Dada!.”kata semua penduduk penduduk negeri Cermin. Mikha meneteskan air mata sebagai bukti kalau dia benar-benar menyukai Maki. “Wooow.... Wooow....”. Blung! Mereka terlempar lagi dari negeri Cermin sampai rumah. “Hey, Maki dan Kenta, kemana saja kalian? Papa membawakan es-krim untuk kalian....”kata Papa Maki. “Hore!”Maki dan Kenta merasa bahagia. Akhirnya Maki membantu Kenta menyelesaikan PR-nya.

(By: Chelsea)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun