Kasus Stunting makin hari kian digencari untuk dilakukan program-program dalam pencegahan stunting di seluruh wilayah di Indonesia, salah satunya di Desa Trigonco, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo yang menjadi Desa tempat mahasiswa melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember (UNEJ) Back To Village III. Karena Desa Trigonco merupakan Desa sasaran dari mahasiswa KKN dan topik KKN yang diambil oleh mahasiswa adalah Program Penanganan Stunting dan Angka Kesehatan Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), maka mahasiswa melakukan penyelidikan data, pencarian masalah, melihat potensi, mencari kebutuhan serta solusi yang dapat dilakukan terhadap kasus stunting di Desa Trigonco tersebut.
Data yang didapatkan bahwa Kecamatan Asembagus menduduki peringkat pertama stunting se-Kabupaten Situbondo yaitu sebanyak 531 kasus dimana Desa Trigonco merupakan Desa terbanyak stunting di Kecamatan Asembagus. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Rasidi ketika memberikan sambutan pada acara Rembuk Stunting Desa Trigonco pada Bulan Agustus 2021, beliau adalah Kepala Seksi Kesejahteraan (Kasi Kesra) di Kecamatan Asembagus yang mana tugasnya adalah sebagai salah satu unsur pelaksana teknis yang membantu Kepala Desa sebagai pelaksana tugas operasional. Tentunya kasus ini bukan menjadi suatu kebanggaan bagi Kecamatan Asembagus khususnya Desa Trigonco sendiri mengingat stunting ini bisa dikatakan juga sebagai sebuah penyakit yang mana membutuhkan suatu tindakan yang menjadi prioritas dalam menekan kasus ini.
Disebutkan dalam acara rembuk stunting tersebut bahwa stunting salah satunya dan paling penting disebabkan karena masalah dalam pemenuhan gizi sang buah hati. Hal ini dapat terjadi salah satunya karena kurangnya pendidikan atau pemahaman orang tua dalam pemberian gizi yang seimbang untuk anak. Dari sinilah sebenarnya peran posyandu dan  penyelenggaraan bina keluarga balita sangat penting dalam membantu memberikan pemahaman kepada orang tua dalam memahami konsep gizi yang seimbang bagi anak.
Maka dari itu, disini peran mahasiswa KKN juga penting dalam membantu menekan tingginya kasus stunting yang terjadi pada Desa Trigonco ini. Disini, mahasiswa KKN mencoba membantu dalam program pemberian edukasi mengenai konsep gizi seimbang dalam bentuk poster yang kemudian menjadi media yang menarik untuk para ibu balita memahami dan menjadi acuan dalam pemberian gizi sang anak serta pelatihan dalam pembuatan Makanan Pendamping Air Susu Ibu yang biasa disebut dengan (MPASI) yang benar, sesuai dari masing-masing usia anak, karena pemberian MPASI pada setiap usia anak itu porsi, frekuensi dan makanannya berbeda-beda.
Tujuan pemberian MPASI adalah agar anak terhindar dari gizi buruk dan apabila gizi buruk terjadi maka dampaknya dapat membuat anak menjadi stunting. Dari program yang dilakukan oleh mahasiswa KKN ini harapannya dapat membantu setidaknya sedikit dalam menekan kasus stunting di Desa Trigonco dari pemahaman terhadap konsep gizi seimbang pada anak. Apabila gizi anak sudah baik dan mencukupi/memenuhi kebutuhannya, maka risiko terjadinya stunting juga sangat kecil. (Anida)