Mohon tunggu...
Anida Nurhikmah
Anida Nurhikmah Mohon Tunggu... Lainnya - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa Program Studi Jurnalistik 2023 UIN JAKARTA.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Studio Hanafi: Wadah Para Seniman Berkarya

23 Juli 2024   07:49 Diperbarui: 24 Juli 2024   15:33 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pameran Karya David Bakti

Depok (20/07/24) – Studio Hanafi merupakan sebuah tempat dimana para seniman berkumpul untuk melakukan berbagai aktivitas seni. Bertempat di Jalan Raya Parung Bingung, Depok, pasti kita tidak akan menyangka bahwa ada tempat tersebut di tengah perkampungan.

Studio Hanafi berdiri pada tahun 1999 bersamaan dengan era reformasi kala itu yang mempunyai tujuan sebagai wadah untuk mengekspresikan kebebasan yang dicurahkan melalui para seniman dengan bentuk karya lukisan, teatrikal maupun tulisan.

“Diberi nama Studio Hanafi karena berasal dari nama pemilik serta pendirinya, yaitu Pak Hanafi,” Jelas Adinda Luthvianti istri pemilik Studio Hanafi, pada Sabtu (20/7/24).

Pemilik Studio Hanafi, yaitu Hanafi Muhamad memang sudah mempunyai latar belakang seni khususnya pada bidang melukis sedari kecil dan sekarang menjadi seorang pelukis yang hasil karyanya sudah banyak diapresiasi baik di dalam maupun di luar negeri. Tidak heran Ia berhasil mengembangkan Studio Hanafi hingga menjadi tempat yang bermanfaat bahkan cukup terkenal dikalangan para seniman.

Hanafi Muhammad sendiri menempuh pendidikan formal seni rupa di Yogyakarta tahun 1976-1979. Ia masuk top Philip Morris Award tahun 1997. Sejak 1992 telah melakukan pameran tunggal dan bersama lebih dari 100 kali, baik di dalam ataupun di luar negeri. Beberapa pameran bersamanya diselenggarakan dalam perhelatan akbar seperti di Jakarta Biennale, Jogja Biennale, Art Jog, Manifesto, dll. Beberapa pameran tunggalnya seperti The Maritime Spice Road (Amerika Serikat, 2017), Boundless Voyage (Sin sin Fine Art Hongkong, 2017), Oksigen Jawa (Galeri Soemardja ITB Bandung, 2015), Saat Usia Lima Puluh (Komaneka Fine Art Gallery, 2010), Darkness (Taksu Singapore and Cream, 2007), Home of Images (Museum de art of Girona Spanyol 2007), Study for Distance (One 2 One Gallery Canada, 2001), Som Ni de Miro (Mares del Sur Barcelona, 1999).

Studio Hanafi adalah wadah para seniman untuk belajar, berkarya, dan menjadi medium untuk menyampaikan dan memamerkan hasil karya-karya hebat para seniman.

“Saya sangat senang bisa berkesempatan memamerkan karya saya di Studio Hanafi ini dalam satu bulan ke depan. Ini suatu kebanggan tersendiri bisa melakukan pameran tunggal di sini,” Ujar David Bakti, pada Sabtu (20/07/24).

Pameran Karya David Bakti
Pameran Karya David Bakti

Adapun, pada bulan Juli hingga Agustus ini terdapat serangkaian agenda kegiatan mulai dari pameran tunggal “suara . pada” oleh David Bakti, Performance Lecture oleh Afrizal Malna, Bedah buku dan Diskusi bersama Mahfud Ikhwan, serta Tur Pameran & Lokakarya bersama David Bakti dan Luqi Lukman.

Tidak hanya sampai disitu, Studio Hanafi menyediakan perpustakaan yang didanai oleh pribadi dan boleh dibaca untuk siapa saja yang berkunjung tanpa dipungut biaya apapun. Komunitas Teater Anak juga didirikan di Studio Hanafi yang tidak diragukan lagi prestasinya karena beberapa kali mendapatkan penghargaan.

“Kami mulai mendirikan Komunitas Teater Anak di tahun 2006, berangkat dari keinginan kami untuk mengisi waktu luang anak-anak di sekitar Studio Hanafi agar diisi dengan kegiatan yang bermanfaat dan mmemberikan kesenangan kepada mereka,” Ujar Adinda Luthvianti, pada Sabtu (20/7/24).

Komunitas Teater Anak dilatih oleh istri pemilik Studio Hanafi sendiri yaitu Ibu Adinda Luthvianti yang juga memiliki latar belakang seorang seniman. Ia mulai berkesenian sejak kanak-kanak dan memulainya sebagai aktor Teater Bel, menjadi Sutradara, membuat komunitas, dan menjadi Dewan Kesenian Jakarta di Komite Teater. Kini Ia masih terus menjalankan program Studio Hanafi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun