Pelan dan lirih.Â
" Neng... "
Aku mendekati pintu tapi tak kuasa membukanya. Jantungku semakin berdegup kencang, namun aku tidak mau membuka pintu.Â
"Buka dulu Neng ibu mau bicara. "
Semakin takut aku dibuatnya. Akhirnya aku tau tidak ada yang bisa ku andalkan selain menelpon Putri teman se kosku.Â
Putri tidak menjawab teleponku. Pintu semakin lama seperti hendak didobrak saja. Akhirnya aku buka pintu kamarku dan pura pura tidak ada apa apa tadi.Â
"A.a.a.da apa Bu? " Tanyaku.Â
Matanya tajam sekali melihatku. Dia melirik ke kamar Putri. 1 meter Sebelah kamarku. Aku pun mencoba melirik nya dengan hati-hati.Â
"Putri, gak boleh di ajak keluar. Faham kamu."
Dia agak sedikit emosional ketika Putri dan aku tadi makan diluar.Â
"M.maaf Bu, tadi Putri yang ajakin aku. "