"Dokter" Panggil ku dengan tersengal-sengal.Â
Ketika itu mataku sulit terbuka. Apa yang kulihat berubah buram. Apa yang ku dengar menjadi tak jelas. Aku menutup mataku.Â
8jam berlalu, aku tak mengira masih bisa membuka mataku untuk melihat dunia ini. Aku menangis bersyukur. Â
"Aw sakit" Bisikku pada diriku sendiri.
Perutku sakit. Apa yang terjadi? Tak bisa ku gerakkan tubuhku yang masih lemah, namun tak kuasa mulutku begitu haus. Tanganku menggapai-gapai air minum di meja sebelahku namun tak dapat ku ambil.Â
Akhirnya aku hanya diam saja. Dan kudengar seseorang membuka kamarku. Yang ternyata suamiku.Â
"Bagaimana kabarmu sayang? " Ia bertanya.Â
Aku hanya tetap diam dan tak menjawab pertanyaannya.Â
Bagaimana bisa aku menjawab pertanyaan dari orang yang sudah menyakitiku. Aku hanya bisa menangis tanpa suara didekati makhluk sepertinya.Â
Terakhir aku hanya melihatnya mendiamkan sikap ibunya meracuni ku secara sengaja. Dia selalu membela ibunya yang mengadu tanpa sebab yang jelas.Â