Mohon tunggu...
anib fakul mas ulfa
anib fakul mas ulfa Mohon Tunggu... Guru - pengajar sejarah yang ingin belajar menulis

Tinggal di sebuah kota dengan julukan Swiss kecil di pulau jawa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apel dan Kota Batu

30 November 2020   12:07 Diperbarui: 30 November 2020   12:36 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Batu adalah sebuah kota yang sangat Indah dan memiliki udara yang sejuk. Kota ini memilki julukan sejak dulu yakni “De Klein Switzerland” atau kita lebih mudah menyebutnya Swiss kecil dipulau jawa. Julukan ini sudah dikenal pada masa penjajahan Belanda,bahkan beberapa orang Belanda pada masa kolonial pun memiliki beberapa tempat singgah atau rumah di Kota Batu. Dan sering kali tempat dengan ketinggian tertentu dipilih orang Belanda untuk membangun rumah tersebut. hal ini pun juga tidak luput dari adanya diskriminasi dimana hal tersebut dilakukan untuk membedakan antara orang Belanda dengan penduduk pribumi.

Berbicara tentang Kota Batu tidaklah luput dari buah apel. Terpampang jelas di alun-alun Kota Batu, apel menjadi menjadi maskot utama pada alun-alun tersebut. Kenapa sih kok buah apel yang terdapat tugunya di alun-alun Kota Batu? Nah, hal itu karena Kota Batu memiliki syarat untuk tumbuh buah apel yang tergolong memiliki karakteristik unik. Jadi tidak heran kalau di Kota Batu banyak sekali di tumbuhi pohon apel, maka itulah apel dijadikan mascot dari Kota Batu. Selain itu tidak semua daerah dapat ditumbuhi apel, jadi keunikan dari karakeristik apel tersebut menjadikan Kota Batu produsen dari apel.

Perkembangan pembudidayaan apel tersebut diawali dari inisiatif seorang yang bernama Tuan Pegtel yang hobi sekali makan buah apel. Tidak sengaja setalah makan buah apel tersebut bji-biji apel dilempar ke pekarangan rumahnya. Tanpa disadari biji-biji itu tumbuh subur di pekarangan tersebut. maka muncullah inisiatif Tuan Pegtel ini untuk membudidayakan apel tersebut dengan bekerja sama dengan pak Kandar. Maka diperolehlah teknik pembudidayaan apel ini dengan cara okulasi.

Saat ini apel yang banyak di budidayakan oleh petani di Kota batu diantaranya adalah apel Romebeauty, Ana, Manalagi, dan beberapa yang lainnya. Apel-apel ini menjadi primadona buah tangan ketika berkunjung ke Kota Batu. Dalam perkembangannya pengolahan buah apelpun menjelma menjadi berbagai produk olahan seperti dodol apel, keripik apel, jenang apel, sari apel, sirup apel, selai apel, toffee apel, dan teh celup apel.

Namun perkembangan pengolahan buah apel tersebut tidak diiringi dengan perkembangan produksi buah apel sendiri. Akhir-akhir ini produksi buah apel di Kota Batu banyak mengalami penutunan. Kemungkinan besar hal ini terjadi karena perubahan suhu di Kota Batu yang cukup signifikan. Sehingga pohon apel ini kurang begitu berkembang dengan bagus saat ini. Selain itu biaya obat-obat pestisida yang mahal juga menjadi alasan petani untuk tidak membudidayakan apel lagi. Hal yang lebih miris lagi adalah ketika sekarang ini banyak dijumpai lahan-lahan pertanian apel yang telah beralih fungsi menjadi lahan untuk budidaya sayuran atau bahakan sekarang banyak yang digunakan untuk lahan perumahan.

Sebenarnya jika menengok beberapa tahun kebelakang tepatnya sekitar tahun 80-an maka kita akan menjumpai masa kejayaan apel. Dimana banyak sekali petani apel yang sukses membudidayakan pada masa itu. Kehidupan sosial dan ekonomi masyarakatpun meningkat. Bahkan beberapa cerita menyebutkan bahwa dalam satu kali panen raya seorang warga mampu membeli sebuah mobil, yang pada masa itu mobil menjadi barang yang prestise. Selain itu wujud kemakmuran dengan membudidayakan buah apel pada masa itu juga nampak dari bangunan rumah yang sudah megah dan bagus pada masa itu.

Melihat kejayaan apel pada masanya jika dibandingkan dengan masa sekarang ini maka perlu tindakan yang berarti untuk memulihkan produksi apel di Kota Batu. Karena apel harus tetap ada di Kota apel sehingga Kota Batu tidak kehilangan julukannya atau identitasnya. Semoga kedepannya produksi apel dapat meningkat dan tetap menjadi primadona.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun