Mohon tunggu...
NieNie
NieNie Mohon Tunggu... Lainnya - Sekedar Berbagi

Just ordinary and simple

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Membiasakan "Kebiasaan" Baru

1 Juni 2022   17:03 Diperbarui: 1 Juni 2022   17:17 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah kita bisa mengelola emosi dan ego kita secara tepat, kita bisa mencoba menanyakan ke diri kita sendiri beberapa pertanyaan. Misalnya faktor apa saja yang membuat kita tidak menerima perubahan kebiasaan ini. Seberapa kuat apabila kita mencoba untuk menjalaninya. 

Apa yang terjadi jika kita menerima kebiasaan baru ini. Apa rugi dan untungnya untuk kita. Dan seterusnya. Kita bisa mencoba membuat daftar pertanyaan dan menjawab sendiri pertanyaan-pertanyaan tersebut. Itu kenapa perlu menjaga dan mengelola ego dan emosi, karena proses ini hanya bisa dilakukan apabila kita dalam kondisi tenang dan tidak bias.

Kita juga bisa mendiskusikan dengan orang lain, memperbanyak bertanya pada orang atau pihak lain. Nah, sebetulnya di proses ini kita juga harus mawas diri. Kenapa? Karena ini sama dengan memilih lingkungan pertemanan, memilih kemana jalan yang kita tuju, memilih persepsi dan pola pikir yang akan kita pegang. Kita secara tidak langsung akan bercermin pada lingkungan terdekat kita atau lingkungan yang kita percayai. 

Jadi menurut saya kalau mau bertanya ke pihak eksternal terkait perubahan kebiasaan yang kita hadapi, pastikan lingkungan eksternal ini bisa mendukung kita atau memberikan support, dan bisa memberikan opini secara netral atau memberikan opini yang lebih beragam. Opini-opini inilah yang nanti bisa digunakan untuk bahan perenungan dalam menentukan sikap kita.

Untuk beberapa orang mencoba secara langsung perubahan kebiasaan baru tersebut bisa menjadi alternatif untuk menentukan sikap atau tingkat penerimaan. Walaupun mungkin pada akhirnya mau tidak mau harus membiasakan diri terhadap perubahan kebiasaan tersebut. 

Dengan mencoba langsung menjalaninya bagi beberapa orang bisa meningkatkan "adrenalin" dan menjawab rasa penasaran. Jika target akhirnya perubahan baru ini harus dibiasakan, maka kita bisa mengkombinasikan antara hasil setelah mencoba kebiasaan baru tersebut dengan pemikiran kita. 

Pemikiran kita ini bisa diperoleh dari opsi bertanya kepada diri sendiri, berdialog dengan lingkungan eksternal atau hal-hal lain yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan afirmasi dari diri kita.

Membiasakan sebuah kebiasaan baru adalah sebuah proses. Dalam proses tersebut, kalau kita mau lebih melihat secara mikro, kita akan menemukan seperti apa karakter kita dalam menyikapi perubahan kebiasaan tersebut. Tindakan, sikap, pola pikir, dan keputusan kita mencerminkan diri kita. 

Apakah dalam prosesnya itu berat ataupun ringan, sulit ataupun mudah, semua adalah proses yang mempengaruhi pembentukan kepribadian. Pada akhirnya kita diharapkan bisa berkompromi atau menyesuaikan diri dengan perubahan. Toh bukankah perubahan akan selalu tetap ada?

Nie, 01Jun2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun