Apakah kita sedang bersedih atau senang, kita sebaiknya bisa selalu ikhlas. Karena semua cerita kehidupan adalah proses, semua adalah perjalanan, yang terkadang sesuai rencana atau perkiraan kita, atau bahkan sangat di luar dugaan.
Pembelajaran ikhlas itu sendiri harus diawali dengan penerimaan. Masalahnya saya sendiri terkadang merasa sudah menerima, tetapi hati dan otak saya, perasaan dan logika saya, tidak sinkron atau sejalan. jadi itu belum sepenuhnya menerima namanya.Â
Padahal sebaiknya sejalan, agar kita benar-benar bertemu dengan truly acceptance, atau penerimaan yang sebenar-benarnya. Tentu saja manusiawi sekali jika elektron-elektron otak tidak sejalan dengan serabut-serabut hati.Â
Jika segala sesuatu sempurna, kita bukan manusia, ha..ha.. , itu menurut saya lho ya. Dan itu kenapa menurut saya kita selalu ber-proses.Â
Tahap penerimaan adalah sangat krusial, karena stage awal ini menjadi patokan untuk langkah selanjutnya, termasuk bisa mengatakan ikhlas. Ikhlas itu sendiri seharusnya tanpa banyak syarat, loh.Â
Walaupun saya sendiri masih suka membuat persyaratan-persyaratan untuk ikhlas karena kondisi hati dan otak yang tidak sejalan.Â
Contohnya, "Ok, saya ikhlas deh, mungkin kalau dengan begini suatu hari nanti saya mendapatkan apa yang saya mau". Tidak ada yang salah, bagus malah masih punya harapan. Hanya saja yang perlu diingat, kita harus kembali ke diri kita sendiri, dan tidak meletakkan pembenaran atas segala kejadian.Â
Tetap refleksi diri, menerima dan akhirnya ikhlas, bukan hanya karena sebab akibat, tapi memang ikhlas saja. Penerimaan yang sudah bisa dijalankan dengan baik oleh hati dan otak inilah yang kemudian akan membuat kita menjadi pribadi yang siap untuk ikhlas.
Lalu, bagaimana bentuk ikhlas itu? Hmm.. ini sebetulnya bisa bermacam-macam. Tapi yang tahu pasti ya hati dan otak kita sendiri, bukan orang lain.Â
Bersyukur, refleksi diri, membuat rencana untuk perbaikan, mengidentifikasi apa tujuan kita dan harapan kita, semua itu bisa menjadi bagian dari bentuk ikhlas. Baliknya ya ke diri kita sendiri. Bantuan orang sekitar, teman, sahabat, keluarga, dan segala support dari berbagai pihak sangat berperan. Namun formula akhirnya tetap ada di diri kita sendiri.