Mohon tunggu...
Ani Lestari
Ani Lestari Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Nonton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sosialisasi Teknik Budidaya Jamur Merang di Desa Kiara Kecamatan CIlamaya Kulon, Kabupaten Karawang

25 Oktober 2023   14:22 Diperbarui: 25 Oktober 2023   14:26 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Tim dan peserta sosialisasi teknik budidaya jamur merang/Dokpri

Desa Kiara, Kecamatan Cilamaya Kulon merupakan salah satu desa penghasil jamur merang di Kabupaten Karawang. Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, produksi jamur merang selama lima tahun terakhir mengalami fluktuasi dan cenderung menurun. Pada tahun 2014, produksi jamur merang di Kecamatan Cilamaya Kulon sebesar 1.345.560 kg. Tahun 2015 dan 2016, produksi jamur merang mengalami penurunan menjadi sebesar 1.120.500 kg dan 724.200 kg. Pada tahun 2017, produksi jamur merang mengalami peningkatan menjadi sebesar 945.000 kg. Tahun 2018 dan 2019, produksi jamur merang kembali mengalami penurunan menjadi sebesar 446.000 kg dan 425.000 kg (Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, 2015- 2020).

Menurut keterangan salah satu petani jamur merang di Desa Kiara, pada tahun ini hanya sedikit petani yang masih aktif dalam budidaya jamur merang. Hal ini disebabkan karena minimnya ketersediaan kumbung untuk budidaya jamur merang. Permasalahan lainnya yaitu para petani sering mengalami ke gagalan panen akibat jerami yang dipanen dengan mesin serta kendala memperoleh bibit unggul jamur merang. Jerami yang digunakan sebagai media budidaya jamur      merang saat ini memiliki penurunan kualitas. Oleh karena itu, tujuan utama kegiatan pengabdian ini adalah untuk memberikan edukasi mengenai pelatihan Teknik dalam budidaya jamur merang serta pemanfaatannya bagi masyarakat pembudidaya jamur merang di Desa Kiara. Selain itu permasalahan lain adalah cukup rendahnya kesadaran masyarakat Desa untuk melanjutkan tingkat Pendidikan yang lebih tinggi, serta kurangnya keterampilan skill usahawan remaja dan masyarakat Desa Kiara.

Tujuan dilaksanakan pengabdian ini adalah menyampaikan berbagai solusi permasalahan dalam budidaya jamur merang berdasarkan hasil penelitian, seperti penurunan kualitas jerami akibat pemanenan padi dengan menggunakan mesin combine harvester dan threser.

Sasaran kegiatan pengabdian ini adalah pembudidaya jamur merang, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), masyarakat serta ibu PKK Desa Kiara dan Bayur Kidul Cilamaya Kulon. Sosialisasi dan Penyuluhan dengan melakukan presentasi didepan pembudidaya jamur merang, PPL dan masyarakat, serta diskusi.

Budidaya jamur merang membutuhkan berbagai teknik dalam pencapaian hasil yang maksimal, dalam pelaksanaan budidaya jamur merang membutuhkan biakan murni yang unggul, teknik budidaya yang tepat, seperti waktu dan lama pasteurisasi, pemeliharaan seperti pengaturan suhu media dan kumbung, kelembapan media da kumbung, pengendalian keberadaan jamur kompetitor. 

Kegiatan sosialisasi teknik budidaya jamur merang ini dilakukan untuk menyampaikan berbagai hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Ani dan Tim penelitian jamur merang dari Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Singaperbangsa Karawang dengan jumlah mahasiswa yang ikut penelitian ini berjumlah 22 mahasiswa. Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut diperoleh lama waktu pemgomposan yang baik yaitu lima hari, pH yang optimum pada media tumbuh yaitu pH 8. Selain itu permasalahan utama dalam peningkatan produksi jamur merang adalah penurunan kualitas jerami yang sebelum tahun 2012 pemanenan masih secara tradisional dengan gebot, dimana jerami dengan pemanenan dengan gebot struktur fisik jerami masih utuh dan tidak hancur atau rusak. ketidak utuhan struktur fisik jerami ini lah diduga menjadi sumber masalah pada media tumbuh jerami. Pemanenan padi sejak tahun 2012 hingga saat ini dilakukan dengan menggunakan mesin pemanenan padi, seperti Threser dan Combine Harvester. ketersediaan jerami yang dipanen dengan mesin diduga membuat penurunan hasil produksi jamur merang. Namun berdasarkan hasil penelitian, meskipun jerami yang digunakan dengan thraser dan mesin combine harvester namun hasil tetap baik, utamanya adalah pengurangan lama waktu pengomposan, dulu pembudidaya jamur merang menggunakan jerami gebot dan lama pengomposan 8 hari, pembudidaya jamur merang saat ini tetap mengunakan lama waktu pengomposan tetap 8 hari, padahal struktur fisik jerami sudah tidak utuh, oleh karena itu berdasarkan hasil penelitian, lama waktu pengomposan terbaik adalah 5 hari. Hasil penelitian Abelamawa (2023), Combine 75% + Trasher 25% dapat dijadikan bahan media untuk pertumbuhan jamur merang di Kabupaten Karawang .


Gambar 2. Tim dan peserta sosialisasi teknik budidaya jamur merang/Dokpri
Gambar 2. Tim dan peserta sosialisasi teknik budidaya jamur merang/Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun