Mohon tunggu...
Ani Kholisah
Ani Kholisah Mohon Tunggu... wiraswasta -

Keep Spirit and Smile..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tawuran Pelajar; Potret Buram Dunia Pendidikan

9 Desember 2013   21:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:07 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13865985791928224554

Sebelumnya kita pahami dulu, apa itu pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untukmemiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa dan Negara (UU No. 20 Tahun 2003)

Lalu bagaimana dengan kejadian ini??

sumber: merdeka.com

Informasi yang diterima, kronologi kejadian tersebut berawal saat pelajar SMKN Cibadak pulang dengan naik angkutan, namun ditengah jalan raya Sukabumi-Bogor, Desa Karangtengah, Kecamatan Cibadak. Mereka dicegat puluhan pelajar dari SMK lain yaitu SMK swasta yang ada di Kampung Lodaya, “Katanya. Dan karena panik, pelajar dari SMKN Cibadak tersebut lari untuk menyelamatkan diri dengan menceburkan diri ke sungai Cimahi padahal saat itu arusnya deras, “Kata Asep. Namun naas keempat siswa itu justru tewas terseret derasnya arus sungai cimahi. Kasus ini kini ditangani polres sukabumi. (11/11). (merdeka.com)

Ya, itulah kejadian tawuran pelajar yang merupakan potret buram dunia pendidikan kita. Terjadi pada buulan November 2013 yang lalu, tepatnya di Sukabumi yang menyebabkan 4 orang siswa meninggal karena menyelamatkan diri. Memang, sudah tidak asing mendengar yang namanya tawuran pelajar. Bahkan bisa dikatakan sudah merupakan budaya/kebiasaan dikalangan pelajar.

Tawuran pelajar adalah perkelahian antara sekelompok siswa dengan kelompok siswa lainnya. Tawuran dapat terjadi hanya karena hal yang sepele, seperti sebagai aksi balas dendam, atau karena merasa tersinggung, bisa juga karena masalah wanita, dan lain sebagainya.

Sangat miris memang, di mana seharusnya sebuah lembaga pendidikan adalah tempatnya mendidik siswa menjadi sosok yang berkarakter akhlakul karimah. Tapi kok pada kenyataannya seperti itu? Yang lebih parahnya mereka berkelahi bukan hanya sebatas main tangan. Tapi sudah lebih dari itu, dengan menggunakan senjata tajam dan yang pada akhirnya memakan korban jiwa. Jika sudah seperti ini, bukan kenakalan remaja lagi namanya, tetapi sudah termasuk tindakan kriminal bukan?

Mengapa hal ini dapat terjadi? Tentunya kita dapat melihatnya dari berbagai sudut pandang: Pertama, Kurangnya didikan agama. Ya, ini merupakan faktor utama. Jika pendidikan agama yang diberikan dari keluarga sudahlah bagus. Tentu anak memiliki akhlak yang mulia. Dengan akhlak yang mulia inilah yang dapat memperbaiki perilaku anak. Ketika ia sudah merasa bahwa Allah swt. selalu mengawasinya setiap saat dan di manapun itu, pasti dia mendapat petunjuk untuk berbuat baik. Jadi tidak semua anak mesti cerdas, jika cerdas namun tidak memiliki akhlak mulia, maka ia pasti akan menjadi anak yang brutal dan nakal, apalagi jika ditambah jauh dari agama. Nah, pelajaran nih buat para orang tua yang sudah memiliki anak.

Kedua, Pengaruh teman. Nah, disini berkaitan dengan lingkungan pergaulan yang jelek. Biasanya karena pengaruh teman, takut dibilang “Cupu loe, gak mau ikut tawuran, punya nyali gak loe?” atau “Inikan buat kebaikan sekolah kita, kalau loe gak mau ikut, mending gak usah jadi temen gue ^__^. Namun jika anak tersebut mempunyai landasan agama yang baik dan iman yang kuat. Anak akan tahu mana hal-hal yang buruk yang harus dijauhi. Walaupun di bilang cupu, culun, anak tak akan terpengaruh dan tidak akan mau terlibat.

Ketiga, faktor keluarga. Saat ini pendidikan anak sudah sepenuhnya diserahkan kepada sekolah. Sehingga orang tua hanya sibuk bekerja dari pagi hingga matahari tenggelam. Sehingga kesempatan untuk memperhatikan anak amat sedikit. Sehingga anak akan mencari tempat curhat dan perhatian dari teman-temannya. Ya, Alhamdulillah jika anak mendapatkan lingkungan yang baik, kalau sebaliknya? Nah, beda lagi jika orang tua (ibu) lebih fokus mengurus anaknya di rumah. Pasti ia akan lebih intens memperhatikan anaknya. Atau juga karena kurangnya keharmonisan dalam keluarga itu sendiri, sehingga dapat melatarbelakangi anak melakukan hal-hal negatif di luar.

Keempat, faktor sekolah. Nah, disini sekolah jangan hanya ingin menjadikan para siswa pandai secara akademik. Namun juga harus pandai secara akhlaknya.Sekolah merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun juga sekolah bisa menjadi wadah untuk siswa menjadi tidak baik. Dikarenakan apa? Kurangnya kualitas pengajaran yang bermutu. Contohnya saja, disekolah tidak jarang ditemukan guru yang tidak memiliki cukup kesabaran dalam mendidik anak muridnya. Yang pada akhirnya guru menunjukkan kemarahannya melalui kekerasan. Hal ini bisa saja ditiru oleh siswanya. Nah, disinilah peran guru dituntut untuk menjadi seorang pendidik yang memiliki kepribadian yang baik dan menjadi guru teladan, bukan malah sebaliknya. *__^

Dengan adanya kejadian ini, yah setidaknya sebuah lembaga pendidikan dapat mengadakan kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa-siswinya. Yaitu kegiatan yang dilaksanakan di luar jam belajar/sekolah. Seperti kegiatan pramuka, drum band, PMR, olahraga, melukis, pengajian dan masih banyak lagi. Dan meminta seluruh siswa agar berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Dengan hal ini, diharapkan siswa-siswi dapat mengeksplor dan mengembangkan potensi dirinya ke dalam hal-hal yang positif dan bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun