Mohon tunggu...
Tonny Anggoro Wibisono
Tonny Anggoro Wibisono Mohon Tunggu... -

Pemula yang sedang belajar hobi menulis di blog kompasiana, bermimpi bisa menjadi seorang blogger penulis artikel blog, buku, motivator, seperti omjay :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sosialisasi E-Ticketing KRL

4 Juni 2013   15:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:32 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rutinitas harian karyawan berangkat ke kantor, pagi  berangkat menuju ke kantor dengan tiga etape seperti triathlon saja.. dari rumah ke stasiun dengan kendaraan sepeda motor... memakan waktu kurang lebih 10 menit saja.. itupun jika jalanan lancar tidak macet... dan maaf tidak untuk ditiru kecepatan di atas 100 km/jam.. full speed .. :)

Sampai distasiun, parkir motor,  beli tiket krl.. hari ini saya agak bingung, ternyata sedang sosialisasi e-ticketing, akhirnya saya pilih yang tiket kertas saja.. maklum waktunya berangkat ke kantor agak  mepet... pemikiran saya daripada nanti bermasalah kartu e-ticketingnya... selain itu disamping kita juga harus menyimpan kertas struk pembelian e-ticketing beserta kartu e-ticketingnya.

Kalo kartu e-ticketingnya rusak atau patah karena tidak sengaja bagaimana ya? Atau struknya hilang tercecer... atau e-ticketingnya error? kan bisa berabe... mau cepat sampai kantor malah bisa terlambat... itu yang jadi alasan saya tetap pilih tiket kertas... bisa dilipat-lipat lagi tidak makan tempat.. :)

Kecuali mungkin kalo kartu e-ticketing yang berlangganan... seperti kartu e-comet krl sebelumnya saya sudah pernah gunakan sangat praktis tidak usah pakai pintu masuk keluar otomatis... tinggal tunjukkan ke petugas dan dicek petugas menggunakan mesin  e-reader.

Naik Krl commuter line tetap berdiri... dari dulu..  kapan semua penumpang krl bisa duduk semua tidak usah berdiri, kan bisa pegal kakinya... kalo 5 menit jarak tempuhnya  sih tidak masalah, ini 30 menit - 1 jam berdiri.. setiap hari pulang-pergi... :( selama setahun bisa tepar donk  kita-kita ini... :)

Kalo dipikir-pikir kita sudah bayar tiket mahal Rp. 8000 x pp setiap hari, tetapi tidak pernah duduk... apakah kita tidak pernah komplain?

Apalagi jika penumpang penuh saling berdesak-desakan... saya pernah merasakan tergencet saking penuh sesak penumpang krl commuter line akibat adanya gangguan atau keterlambatan. Apakah kita tidak pernah komplain..?

Kasus lain pada saat kita naik krl commuter line, tiba-tiba mengalami kerusakan distasiun berikutnya, kita terpaksa nebeng ke kereta ekonomi yang lebih parah lagi penuh bejubel tidak karuan...sampai penumpang pada naik ke atas atap..  mengingatkan saya pada boks berisi ayam-ayam... :)

Diluar pelayanan krl commuter line  yang belum memuaskan, ada positifnya.. stasiun-stasiun jabodetabek dibenahi ... steril dari asap rokok &  pedagang... lahan parkir diperluas diperbaiki..

Turun di stasiun tujuan... stasiun tanah abang... dapat dibaca tulisan sebelum keluar stasiun yang pada intinya berisi ucapan terima kasih dan permohonan maaf atas ketidakpuasan penumpang kereta terhadap pelayanan pt kereta api. (tidak jadi komplain)

Lanjut...  setelah keluar stasiun tanah abang, rute berjalan kurang lebih 100 meter menuju transportasi bis AC tujuan MH Thamrin... jika lancar sampai kantor dapat ditempuh dalam 15 menit... jika macet 30 menit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun