Negeri ini memang sebenarnya sedang hancur. Lihatlah di berita-berita media, setiap hari selalu saja ada orang-orang politik yang melaporkan kubu lawannya ke polisi. Tidak boleh sama sekali ada satu kata yang salah di kubu lawan. Satu kata salah itu artinya akan ada satu laporan baru ke polisi. Begitu terus yang terjadi sehingga rakyat luas sangat muak melihatnya.
Sejarah Dunia mencatat umumnya negeri yang dilanda kehancuran itu selalu diakibatkan oleh para penguasanya yang berebut kekuasaan.
Yang paling sering terjadi adalah Pihak yang sedang Berkuasa memiliki ketakutan besar bahwa kekuasaannya akan direbut orang.  Biasanya merekalah yang karena ketakutannya itu lalu mencurigai siapapun juga yang terlihat memiliki potensi  untuk menjadi besar sehingga suatu saat akan menjadi pesaingnnya.
Penguasa yang rakus cenderung akan menjadi  Fasis dan Otoriter. Kekuasaan yang dimilikinya terasa kurang. Ingin dan ingin lebih berkuasa lagi.  otorisasi pada apparat dan militer digunakan mereka untuk menghancurkan lawan-lawan mereka.  Itulah yang sering terjadi dan telah dicatat oleh Sejarah Dunia.
Siapa yang harus paling bertanggung-jawab bila suatu negeri hancur, tentunya merekalah yang saat itu sedang berkuasa. Masa iya rakyatnya yang harus bertanggung jawab?
Camkan itu baik-baik, kawan.
KETIKA MANTAN PENGUASA DIGUNJING DAN DIHUJAT
Pertanyaan anak-anak kepada orang tuanya : Bolehkah kita menghujat mantan pemimpin kita karena sewaktu dia memimpin ada kesalahan-kesalahan yang dia buat sementara di sisi lain sebenarnya ada juga dia melakukan beberapa kebaikan?
Saya tidak akan menjawabnya karena setiap orang akan berbeda cara menjawabnya.
Yang penting bagi saya adalah mendidik anak-anak saya agar mereka menjadi orang yang tahu berterima kasih pada orang lain. Yang penting bagi saya adalah anak-anak saya tahu bahwa setiap orang punya kelemahan dan punya kelebihan sehingga mereka akan paham bagaimana cara menghormati setiap orang.
Anak-anak yang tidak dididik dengan baik cenderung menjadi Kasar dan mudah mengumpat. Setelah dewasa mereka cenderung mudah menemukan kesalahan orang lain dan melupakan kebaikannya. Mereka agresif untuk menghujat orang dan menganggap itu suatu kewajaran.