Suatu hari, aku nongkrong bareng teman-teman disebuah tempat ngopi. Seperti yang kita ketahui orang yang nongkrong disana hampir semuanya merokok begitu pula dengan teman-teman ku, nah kebetulan aku bukan perokok. Pada saat teman ku merokok, aku bilang ke teman ku "broo, kalo ngerokok asapnya ditelen dong, ato gak minimal asapnya jangan sampe kehirup oleh ku", spontan teman ku menjawab "broo, rokok itu nikmat, oleh karena itu aku ingin berbagi.. kan kalo saling berbagi itu berbuah pahala".Â
Akupun terdiam sambil memikirkan siasat untuk membalas mereka. Akhirnya aku menemukan cara untuk membalas mereka, sambil senyum sinis aku melihat mereka, salah satu dari mereka berkata "apa lu liat-liat??", tidak lama kemudian "puuuuup". Salah satu temen ku berkata "waaaahhh lu kentut yaa?? bau banget lagi, njirr". Kemudian aku berkata sambil tertatawa "broo, kentut itu nikmat lebih nikmat dari rokok dan gak bikin penyakit, oleh karena itu aku ingin berbagi, kan kalo berbagi nanti berbuah pahala".
Yang jelas, artikel ini bukan untuk mengkomparasikan rokok dengan kentut, bukan untuk memaparkan data bahwa kentut lebih baik dari rokok. Yang ingin aku sampaikan ialah bahwasanya dalam berbagi, hal yang kita bagikan ke orang sekitar kita bukanlah hal yang hanya oleh kita dianggap baik, akan tetapi hal yang dibagikan ialah hal yang dianggap baik oleh semua orang. Bukan hal yang hanya bermanfaat bagi kita akan tetaapi hal yang bermanfaat bagi orang lain. Misalnya dengan cara zakat, infaq, hibah, sedekah maupun berqurban. Allah SWT berfirman dalam QS. Al Hadiid ayat 7 yang artinya :
"Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar"
Akan tetapi, bagi yang belum mampu berbagi menggunakan materi kepada orang lain, bisa juga berbagi senyuman, berbagi tenaga atau usaha, tolong menolong, saling mengingatkan, saling mengajak melakukan kebajikan. Perlu diingat, yang paling penting ialah keikhlasan ketika kita berbagi. Serta dengan niat tulus demi mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Btw, kan dikit lagi nih lebarang qurban. Nah ini malah konteksnya berbagi yang hukumnya wajib tapi bagi yang mampu. Ayo kita berbagi dengan sesama dimomen yang diberkahi ini. Tapi, jika kita melihat berita di Televisi, pada tahun-tahun sebelumnya tidak sedikit terjadi kericuhan di tempat pembagian daging qurban. Salah satu penyebabnya ialah pembagian daging qurban dilakukan dengan cara membagikan kupon. Ini yang mirih menurut ku sangat miris, apalagi melihat orang tua yang ikut antri untuk mendapatkan daging qurban tersebut. Apasalahnya daging qurban tersebut diantarkan ke rumah-rumah fakir miskin dan penerima daging qurban? Toh itu bukan merupakan hal yang sulit malah berbuah pahala nantinya.
Kemaren ketika berolah raga di taman aku bertemu temen ku. "broo, kok tumben olah raga??" ia menjawab "iyaa, soalnya dikit lagi lebaran qurban, jadi aku mau latih fisik ku agar tidak pingsan saat antri pembagian daging qurban nanti. Soalnya tahun lalu ayah ku hampir pingsan saat antri pembagian daging qurban". Akupun hanya tertawa mendengarnya dan kemudian lanjut berolah raga.
Buat para panitia pembagian daging qurban, apakah kalian tidak mempunyai cita-cita untuk membagikan daging qurban kerumah-rumah fakir miskin dan penerima daging qurban lainnya??
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H