Sinopsis
Tari dan Kadar dihadapkan pada rahasia gelap ibu mereka, Anggun. Sebuah janji masa lalu yang tak terpenuhi menjadi ancaman besar. Mereka harus menyelesaikan teka-teki misteri ini sebelum waktu tujuh hari berakhir. Bisakah mereka bertahan dari teror yang terus menghantui?
Review and Spoiler AlertÂ
Sebelum 7 Hari adalah salah satu horor lokal yang mencoba mengadaptasi film pendek menjadi film panjang, tantangan yang tidak mudah dan seringkali berisiko. Dengan premis "teror tujuh hari", film ini seharusnya mampu memberikan pengalaman horor yang menegangkan, namun hasil akhirnya terasa seperti janji yang hanya terpenuhi setengah jalan.
Babak pertama film ini cukup menjanjikan dengan atmosfer seram dan jumpscare yang lumayan efektif. Penggunaan bahasa Jawa dalam dialog juga menambah kesan mistis. Namun, ketika masuk ke fase tengah, cerita mulai terasa membosankan dengan teror yang repetitif dan minim pengembangan. Hari demi hari berlalu tanpa solusi konkret atau usaha untuk menggali lebih dalam asal muasal teror, sehingga momen-momen menyeramkan kehilangan daya tariknya.
Visual dan scoring musiknya sebenarnya cukup mendukung suasana mencekam, tapi gaya kamera yang berputar-putar khas Awi Suryadi kadang terasa terlalu berlebihan dan membuat penonton kehilangan fokus. Terlebih, konklusi ceritanya sudah bisa ditebak sejak pertengahan film, sehingga alur menjadi kurang menggigit.
Aktor-aktor seperti Agla Artalidia memberikan performa yang solid, meski terbatas oleh naskah yang tidak banyak memberi ruang eksplorasi. Sayangnya, konsep susuk yang menjadi fondasi cerita ini tidak tergarap maksimal, padahal ide tersebut memiliki potensi besar untuk digali lebih dalam.
Babak terakhir mencoba menyajikan klimaks dengan kilatan petir dan adegan-adegan penuh efek, namun terasa lebih mengganggu daripada memacu adrenalin. Penonton dibiarkan dengan ending yang antiklimaks dan mudah dilupakan.
Sebuah horor dengan potensi besar yang sayangnya tidak digarap secara maksimal. Sebelum 7 Hari menawarkan beberapa momen seru, tetapi gagal memberikan teror yang benar-benar membekas. Meski begitu, film ini tetap layak ditonton jika Anda mencari hiburan horor ringan dengan nuansa lokal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI