Pembelajaran jarak jauh memang perlu dirancang sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai mengingat perkembangan zaman dan lingkungan pendidikan yang berubah-ubah. Oleh karena itu pembelajaran jarak jauh perlu dikondisikan sesuai dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di lembaga pendidikan sehingga prosesnya dapat berjalan dengan baik, fleksibel, dan tetap efektif. Perubahan sistem pembelajaran ini bukan tanpa masalah, terdapat berbagai masalah yang timbul disebabkan beralihnya model pembelajaran tersebut, diantaranya adalah adanya kesenjangan kualitas pendidikan antara pendidikan pedesaan dan pendidikan perkotaan, kesenjangan kualifikasi dan sumber daya manusia yang ada, dan kesenjangan sarana dan prasarana (Azzahra, 2020). Hal inilah yang kemudian menimbulkan adanya efek yang kurang positif yang dirasakan oleh peserta didik dengan adanya model pembelajaran jarak jauh, begitu juga dengan kurangnya timbal balik, pembelajaran yang monoton, kurangnya motivasi, bahkan konten pembelajaran yang biasa-biasa saja (Yang & Cornelius, 2004). Hal inilah yang membuat mental dan motivasi belajar peserta didik down sehingga jika disuruh memilih maka peserta didik akan memilih pembelajaran tatap muka (Hifzul Muiz & Sumarni, 2020).
Perpustakaan digital dengan segala kemudahan yang dimilikinya harus dimanfaatkan sebagai sumber belajar bagi peserta didik untuk mendukung kualitas proses pembelajaran jarak jauh, dan mendukung kegiatan penugasan dalam proses pembelajran mandiri. Dari sini dapat dilihat perpustakaan sebagai wadah dalam peningkatan kualitas belajar, pengalaman belajar, ujung tombak peningkatan literasi peserta didik, serta motivasi yang lebih untuk menjadikannya sebagai sumber belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H