Mohon tunggu...
Wiana Paragoan
Wiana Paragoan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menulislah sampai kau tak punya daya lagi. Abadikanlah setiap momen lewat kata dan ga mbar. Penyayang kucing. Pencinta kopi dan teh. Want to know more about me, visit my blog at angkothijau.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Menyeruput Teh Racikan Laresolo di Tengah Suasana Ndeso

21 Oktober 2012   14:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:34 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Siang itu, 1 September 2012, matahari tengah sangar memancarkan sinarnya di Kota Bogor. Membuat saya berimajinasi mereguk teh racikan yang diberi es. Apalagi menyeruput teh tersebut di sebuah gubuk yang berada di tengah taman. Sepanjang mata memandang yang tampak hanya pepohonan yang rimbun.

Tentunya, kalau hanya berkhayal jelas kecewa. Sebenarnya di Kota Bogor, ada kok kedai teh yang didesain seperti gubuk beratap rumbia. Dan lokasinya kebetulan memang berada di taman, Agri Park, Taman Kencana. Nama kedai teh itu Laresolo. Kedai Teh ini sudah dibuka sekitar pertengahan 2010. Saya sendiri baru berkenalan dengan teh racikan Laresolo di tahun 2011.

Sebenarnya saya bukan seorang fanatik teh. Bisa dibilang saya si penyeruput kopi. Tapi, saat berkenalan dengan teh racikan kedai teh Laresolo, pandangan saya tentang teh berubah. Tadinya, saya berpendapat, teh itu hanya diminum oleh para sepuh. Hanya cocok diminum di sore hari, ditemani sepotong kue.

Namun, semua stigma tersebut hilang. Ada yang beda dengan dengan teh racikan Laresolo. Laresolo menyediakan berbagai macam teh seperti teh hitam, teh hijau, teh susu, teh kopi, dan lainnya. Yang membedakan dari teh lainnya adalah, teh-teh tersebut masih ada turunannya lagi sesuai racikan si pemilik kedai, Bambang Laresolo.

Seperti Teh Hitam, yang sudah pernah saya coba itu Golden Angle (black lychee tea). Perpaduan antara teh hitam dan rasa leci pas di lidah. Tanpa memakai gula pun tetap terasa manis. Lebih segar apabila disajikan dingin.

Teh yang paling sering saya minum itu adalah teh hijau yang diracik dengan daun mint. Rasa mintnya terasa segar, walau tidak disajikan dingin. Dan ada juga teh hijau yang diracik bersama 'kulit jeruk dan daun mint'. Wangi daun teh yang berpadu dengan mint sebelum diseduh itu benar-benar menyegarkan pikiran. Biasanya saya memesan teh jenis ini bila terlalu banyak makan.

Teh yang diberi label 'Fragrance Of Love' juga harus dicoba. Teh yang diracik dari paduan bunga chammomile, peppermint, kulit jeruk, dan serai ini sangat direkomendasikan. Terutama bagi yang susah tidur. Konon katanya chammomile berfungsi untuk merilekskan badan dan pikiran. Sehingga tidur bisa lebih lelap.

Untuk mengetahui nama-nama teh racikan Laresolo, kamu tidak hanya bisa melihat di menu. Tapi juga bisa dilihat dari jejeran kaleng yang ada di sana. Jejeran kaleng berisikan teh racikan si pemilik kedai tampak rapi layaknya deretan pajangan.

Harga sepoci teh di kedai teh Laresolo ini tergolong murah meriah. Rata-rata dibanderol dengan kisaran harga Rp. 10 ribu. Namun, ada juga yang di atas 10 ribu, yaitu jenis pu-erh. Ini teh jenis khusus, yang konon berusia puluhan tahun. Tapi, sepadanlah, dan dibandingkan di tempat lain, harga di kedai teh Laresolo sangat terjangkau.

Saya pernah mencoba racikan teh leci di sebuah kafe di Jakarta, rasanya sepat dan harga yang tercantum di menu sangat mahal. Oya, di sini juga dijual makanan ringan dan berat untuk teman minum teh.

Selain di Agri Park, Laresolo juga membuka kedai di Bogor Juction. Di sini desain tempatnya disesuaikan, bukan berupa gubuk beratap rumbia lagi, tapi seperti mini bar. Menu dan harganya sama dengan yang disajikan di Agri Park. Hanya saja, tidak ada suasana taman, dan perosotan, serta kolam di sekitarnya. Kalau sedang ingin menikmati suasana yang sedikit modern, biasanya saya minum teh Laresolo di Bogor Junction ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun