Mohon tunggu...
KPK (Kelompok Pemerhati Kucing)
KPK (Kelompok Pemerhati Kucing) Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Daripada hujan uang di negeri orang lebih baik hujan duit di negeri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Hikayat Sang Raja Pemetik Bunga

1 November 2014   20:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:56 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti ramai diberitakan oleh beberapa media  beberapa bulan yang lalu menyangkut orang terpandang di kawasan Surakarta dan sekitarnya yang telah berbuat melanggar hukum terhadap korban seorang yang lemah secara fisik dan materi yang sampai sekarang kasusnya masih belum berstatus P21 alias belum siap disidangkan di pengadilan setempat.

Orang yang sudah berani menyakiti secara fisik dan psikis terhadap pelajar SMK setempat yang masih berusia 15 tahun tersebut, tak lain adalah penguasa mala lalu yang bekas-bekas kejayaannya masih terlihat sampai kini yaitu Raja Surakarta atau masyarakat Surakarta dan sekitarnya sering menyebut sebagai Sri Susuhunan Pakubuwono XIII seperti diberitakan salah satu media seperti berikut :

http://www.gatra.com/hukum-1/76648-lpsk-bantu-pulihkan-psikologis-korban-perkosaan-raja-solo.htm

Kepedihan yang diderita oleh korban tidak saja mengakibatkan tertundanya pendidikan tetapi juga aib keluarga karena sekarang korban sedang mengandung 8 bulan sebab ulah pelaku,  serta ribet oleh urusan hukum yang dijalani pulang pergi ke kantor kepolisian setempat yang belum menyentuh keadilan terhadap dirinya.

[caption id="attachment_351076" align="aligncenter" width="165" caption="Pakubuwono XIII gambar : id.wikipedia.org"][/caption]

[caption id="attachment_351078" align="aligncenter" width="220" caption="Pakubuwono XIII gambar : id. wikipedia.org"]

1414821966960121111
1414821966960121111
[/caption]

[caption id="attachment_351080" align="aligncenter" width="448" caption="Korban AT di dalam rumahnya, gambar : harianjogja.com"]

1414822056934818993
1414822056934818993
[/caption]

Perilaku orang terpandang yang tidak terpuji dan tidak patut secara etika, agama dan hukum tersebut mungkin sudah lama diderita oleh pelaku yang gemar mengkonsumsi daun muda (ABG) atau istilah dalam dunia persilatan sering disebut sebagai pendekar pemetik bunga. Akibatnya akan banyak bunga-bunga berguguran sebelum waktunya gugur.

Seperti pada dekade akhir ini banyak kejadian bunga-bunga berguguran di sepanjang jalan karena pelaku kejahatan di sektor ini semakin banyak saja jumlahnya sehingga kerja aparat penegak hukum semakin berat saja.

Kita tunggu saja sampai di mana kasus hukum ini akan selesai, tergantung kinerja kepolisian setempat mampu atau tidak melindungi dan mengayomi warganya sesuai motto kepolisian kita yang melundungi dan mengayomi masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun