[caption id="attachment_320680" align="aligncenter" width="570" caption="gambar : vivanews.com"][/caption]
Seperti banyak diberitakan oleh media tentang kisruh internal PPP mencapai klimaksnya pada dinihari tadi tanggal 20 April 2014 dengan dilengserkannya Ketua Umum partai tersebut.  Awal kekisruhan dipicu oleh perilaku Ketua Umumnya Suryadharma Ali yang biasa disebut SDA oleh awak media datang nyelonong ke tempat kampanye Partai Gerindra  di Gelora Bung Karno tanpa persetujuan dari para Pimpinan partai. Mungkin lain ceritanya apabila perolehan suara pada Pemilu lalu sesuai target. Ini perolehan suara jauh di bawah target sehingga para pimpinan partai menyalahkan dan menuding SDA sebagai biang kerok ini semua karena dianggap tidak sesuai dengan AD/ART partai, bahkan dianggap melakukan perbuatan haram secara politik.
Karena SDA merasa dirinya tidak melakukan pelanggaran apapun alias rapopo, maka dia melakukan pemecatan terhadap beberapa pengurus partai yang dianggap telah melawan Ketua Umum dan memprovokasi kader lainnya, bahkan dia dengan gerak cepat mendeklarasikan dukungan resmi partai kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
Menyikapi ulah SDA yang semakin menjadi-jadi membuat geram para pimpinan partai terutama Sekjen, para wakil ketua dan para pimpinan wilayah yang telah dipecat secara sepihak tanpa melalui musyawarah umum partai seperti yang diamanatkan oleh AD/ART, sehingga menyulut para pimpinan partai tersebut mengadakan rapimnas pada hari Sabtu tanggal 19 April 2014 malam hingga dinihari Ahad 20 April 2014.
Isi dari rapimnas tersebut salah satunya adalah memecat Ketua umumnya sendiri SDA sebagai Ketua Umum PPP digantikan sementara oleh Sekjen PPP Romahurmusij sambil menunggu diadakannya muktamar yang tidak lama lagi. Meskipun selama rapimnas berlangsung, ada beberapa massa yang berusaha menggagalkan jalannya rapimnas namun segera dihalau oleh pihak keamanan yang sedang berjaga.
Itulah fenomena perpolitikan di tanah air yang diramaikan kisruh internal yang diwarnai dengan pecat memecat di antara sesama kader ibarat mengamputasi diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H