Mohon tunggu...
Angke Latifa Dinar Suwandi
Angke Latifa Dinar Suwandi Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa, guru

hamba ilmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mainan 90-an di Tengah Gempuran Game Online, Fisika Asyik Bukan?

28 Oktober 2023   22:21 Diperbarui: 31 Oktober 2024   07:55 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

FISIKA. Bagaimana kesan pertama terhadap matapelajaran Fisika? Susah, ribet, terlalu abstrak, banyak rumus, bikin pusing, dsb. Benar begitu bukan? Yups, masih ada siswa yang menganggap bahwa Fisika adalah pelajaran yang menyeramkan. Tidak sedikit pula siswa yang mengatakan bahwa Fisika itu membosankan. Bahkan saya menemui siswa yang langsung bad mood ketika memasuki jadwal pelajaran Fisika. "Yaaaahh,, Fisika lagi Fisika lagi.". Jadi, bagaimana agar belajar Fisika tidak lagi membosankan? Salah satu cara agar kegiatan belajar tidak terasa jenuh dan membosankan adalah dengan melakukan aktivitas fisik, misalkan dengan melakukan praktikum, membuat poster atau dengan mencoba permainan yang berkaitan dengan konsep Fisika.

Ketapel adalah salah satu mainan 90-an yang berkaitan dengan konsep vektor pada Fisika. Ketapel adalah alat yang digunakan untuk melemparkan proyektil dengan menggunakan energi yang tersimpan dalam tali atau karet. Alat ini terdiri dari dua lengan dengan tali atau karet yang direntangkan di antara keduanya. Proyektil, seperti batu atau bola, ditempatkan dalam alat ini, dan ketika tali atau karet dilepaskan, energi yang tersimpan dilepaskan dengan cepat, mendorong proyektil ke depan dengan kecepatan tinggi.

Dalam penggunaan ketapel, pemahaman tentang vektor sangat penting, terutama dalam mengenai arah dan kecepatan lemparan proyektil. Ketika menggunakan ketapel, pemain perlu memperhitungkan beberapa faktor fisika, seperti sudut lemparan, kekuatan tali atau karet yang direntangkan, dan massa proyektil. Konsep vektor digunakan untuk menggambarkan arah dan besar gaya yang diberikan oleh ketapel terhadap proyektil. Dengan memahami konsep vektor, pemain dapat mengatur sudut dan kekuatan lemparan untuk mencapai target atau sasaran dengan akurat. Ini membuat penggunaan ketapel tidak hanya sebagai permainan yang menyenangkan tetapi juga sebagai alat pembelajaran yang melibatkan prinsip-prinsip fisika yang penting, seperti gaya dan vektor.

Pembelajaran konsep vektor menggunakan ketapel ini sudah diterapkan di kelas XI SMA Negeri 3 Bantul. Siswa diminta untuk berkelompok (satu kelompok terdiri dari 6 siswa). Di ruang kelas bagian depan telah disediakan target sasaran ketapel. Guru menampilkan e-LKPD dalam layar proyektor.

Guru menampilkan e-LKPD dan menyampaikan peraturan permainan/ dokumen pribadi.
Guru menampilkan e-LKPD dan menyampaikan peraturan permainan/ dokumen pribadi.

Setiap kelompok diberi kesempatan secara bergantian untuk membidik target dengan ketapel, jika bidikan tepat sasaran dan bisa menjatuhkan target, maka kelompok tersebut berhak memilih nomor soal dalam e-LKPD yang akan didiskusikan kelompok dengan waktu yang telah disesuaikan dengan tingkat kesukaran soal, pun dengan poin yang akan didapatkan. Jika kelompok yang berhasil mengenai target sasaran namun tidak dapat menjawab pertanyaan setelah waktu usai, maka pertanyaan tersebut akan menjadi pertanyaan rebutan bagi semua kelompok.

Jika bidikan tidak tepat sasaran, maka kelompok tersebut tidak berhak memilih dan menjawab pertanyaan dalam e-LKPD. Permainan ini berlangsung hingga seluruh pertanyaan dalam e-LKPD sudah terjawab. Kelompok yang berhasil mengumpulkan poin tertinggi yang akan dinobatkan sebagai pemenang.

Kelompok dengan poin tertinggi/ dokumen pribadi.
Kelompok dengan poin tertinggi/ dokumen pribadi.
Kelompok dengan poin tertinggi kedua/ dokumen pribadi.
Kelompok dengan poin tertinggi kedua/ dokumen pribadi.

Kegiatan pembelajaran Fisika materi vektor dengan menggunakan ketapel ini cukup efektif dalam menarik minat siswa dan menghidupkan kegiatan diskusi kelompok. Semua siswa terlibat aktif dalam diskusi kelompok. Siswa juga dapat belajar tentang aplikasi vektor dalam kehidupan sehari-hari sambil bermain. Jadi bagaimana? Fisika asik bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun