Mohon tunggu...
Ang Jasman
Ang Jasman Mohon Tunggu... -

: KAN KUTULIS HARI-HARIKU Hingga tubuh meranggas dan kering. Lembar-lembar kosong itu tetap menganga lapar. Lagi kutulis catatan yang tak juga sudah. Jemari pun renta lemas dan terkapar. Entah berapa buku telah kutulis. Entah berapa lagi harus kutulis.Baiklah, berikan buku-buku yang kau sediakan. Kunyalakan bara api di jemari, di tangan, di sekujur tubuh. Kujadikan tinta segala darah, lelah dan airmata ini. Hingga kau puas. Meraih tanganku masuk rumahmu. Di akhir senyum kausodorkan air penebus. (ang jasman) -- angjasman.blogspot.com --

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jejak

13 Oktober 2013   00:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:37 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

by. Ang Jasman

.

"sudah seribu langkah kujejak sampai disini

sila kau memikirkan langkah berikut."

.

lelaki dengan tas di punggung mencium angin

desir mengelus-elus tanpa perasaan

terasa begitu angkuh dan dingin.

.

ia melepas sepatunya tampak sol yang bolong

tak ada remah makanan di dalam tas

lapar telah mengajari banyak hal.

.

jalan itu tak punya tepi dia tak peduli

di dada ini api tak boleh mati

dia mulai lagi langkah ke seribu satu.

.

"tuju itu adalah aku

sila kalau kau mau menyatu."

.

ia mendengus pada lelah dan angin.

.

9/2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun