Mohon tunggu...
Angin Dirantai
Angin Dirantai Mohon Tunggu... Gembala -

Pemerhati Masalah Politik, Sosial, Hukum dan Kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hati-hati ke Bali: Peraturan Angkasa Pura Ngurah Rai Denpasar yang Melecehkan Penumpang

2 Maret 2015   21:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:16 1344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini di Bandara Ngurah Rai saya komplain keras dan marah dengan petugas pemeriksaan bandara karena penumpang harus melepaskan tali pinggang dan dimasukkan ke dalam X-Ray katanya Peraturan Angkasa Pura Ngurah Rai. Saya sangat heran dengan peraturan yang sangat melecehkan ini. Terlihat beberapa perempuan/ibu-ibu tertawa kecil melihat para laki-laki yang kebanyakan memakai tali pinggang harus menahan celananya supaya tidak melorot. Saya marah sekali dan mengambil foto beberapa penumpang yang sedang mengenakan kembali tali pinggangnya sambil ditutupi oleh istrinya. Bahkan ada penumpang yang pada waktu memasang kembali kelihatan celana dalamnya.

Pada waktu saya mengambil foto, beberapa petugas mendekati saya untuk melarang saya mengambil foto tersebut tetapi dengan keras saya komplain, ini adalah peraturan yang tidak beradab dan melecehkan penumpang. Saya katakan Anda lihat banyak perempuan yang melihat para laki-laki kebingungan mengenakan kembali tali pinggangnya. Foto ini saya ambil sebagai bukti, karena saya akan menulis tentang ini. Petugas itu kemudian mengatakan silahkan komplain kepada Angkasa Pura Ngurah Rai. Dan melalui tulisan inilah sebagai komplain saya bukan hanya kepada Angkasa Pura Ngurah Rai tetapi juga kepada Kementerian Perhubungan.

Ada beberapa komplain dan keberatan saya sebagai penumpang dan sebagai anak bangsa:

1. Peraturan melepas tali pinggang ini tidak pernah disosialisasikan berikut alasannya kepada publik.

Selama ini saya ke mana saja di bandara di Indonesia, baru kali ini tali pinggangpun harus dilepas. Bahkan beberapa bulan lalu saya ke Denpasar tidak ada perlakuan yang sangat tidak pantas dan melecehkan itu. Petugas di Bandara Ngurah Rai mengatakan memang baru Denpasar yang menerapkan peraturan konyol seperti itu.

2. Iklan Pak Jonan Menteri Perhubungan Tidak Melepas Tali Pinggangnya.

Iklan Pak Jonan Menteri Perhubungan yang dipasang di bandara terlihat jelas tidak melepas tali pinggangnya.

Peraturan konyol dan melecehkan ini kalau memang peraturan ini mau diterapkan di seluruh Indonesia, silahkan Pak Jonan dan kepala Angkasa-Pura buat Iklan rame-rame sambil melepas tali pinggang sambil diperiksa oleh petugas perempuan yang memeriksa di bandara. Sekaligus berikan alasannya.

3. Tali pinggang bukan sekedar asesoris.

Tali pinggang bukan sekedar asseroris bagi seorang laki-laki, tetapi juga untuk menahan celana supaya tidak melorot. Saya tidak kenal dengan kepala Angkasa Pura apakah seorang laki-laki atau seorang perempuan, membuat peraturan yang membuat tidak nyaman terutama penumpang laki-laki. Bagaimana kalau kepala Angkasa Pura seorang laki-laki gendut dengan tali pinggang yang melingkar di perut, kemudian diminta melepas tali pinggangnya di hadapan orang banyak, apakah dia mau dipermalukan dengan perut kelihatan, bahkan celana yang mungkin akan melorot.

Sebagai warga negara Indonesia, saya menulis ini untuk menghimbau "Peraturan melepas tali pinggang itu" di Bandara Ngurah Rai harus dicabut, jangan sampai pariwisata di Bali melorot gara-gara celana melorot ketika melepas tali pinggangnya. Kita mempermalukan diri sendiri sebagai bangsa yang beradab. Kalau memang Menteri Perhubungan tidak mau mencabut peraturan ini dan malah mau diterapkan secara nasional maka harus disosialisasikan dan diberikan alasannya dan diperlakukan terhadap semua orang pejabat sekalipun, dengan Menteri Jonan dan Para Kepala Angkasa Pura di seluruh Indonesia sebagai pemeran dalam iklannya.

Salam Demokrasi.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun