Mohon tunggu...
Ki Suki
Ki Suki Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Seorang yang suka menulis dan menggambar.

Hidup ini selalu indah saat kita bisa melihatnya dari sudut yang tepat, sayangnya seperti melihat sebuah kubus kita hanya mampu melihat paling banyak tiga sisi dari enam sisi yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sendiri

30 Januari 2012   00:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:18 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13278827631719725620

Perlahan alunan suara Bimbo menyeruak dalam malam yang sunyi dan angin dingin yang menyusup lewat rongga-rongga jendela.

sendiri...
kini aku sendiri lagi
entah susah entah hati pedih
tak perduli

Syair itu seolah mewakili perasaanku saat ini. Entah mengapa begitu. Sepertinya aku memang sedang merasa melangkah dalam kesendirian. Terlebih malam ini. Malam yang kulewatkan tanpa siapa-siapa, hanya sendiri, tanpa teman yang bisa diajak bicara, bahkan cerminpun tak ada. Padahal malam ini aku ingin mencurahkan semua beban hati.

Entah mengapa malam ini begitu sunyi. Meski sudah kuhidupkan audio dan musik mengalun merdu, namun itu tidak bisa mengusir kesunyian ini. Bahkan alunan musik ini membuat kesunyian semakin kerasan tinggal di ruang hatiku.

Sudah kutepis perasaan ini kuat-kuat, namun masih saja aku tak mampu. Kesendirian membuatku semakin tenggelam dalam ruang sunyi yang teramat sunyi. Sebuah ruang tanpa cahaya, tanpa suara bahkan tanpa udara. Anginpun tak ada.

Ah, aku jadi ingat sebuah syair dari lagunya ST12 "Ruang Hidup". Syair yang selama ini aku gunakan untuk menepis semua beban di hati dan memberikanku sedikit kekuatan untuk kembali melangkah.

aku masih bisa terus berjalan menikmati hidup
meskipun sulit menjadi mudah
jadikan cobaan untuk anugerah
yang bisa merubah ruang yang gelap menjadi indah
dan terus langkahkan dikedepan
berikan warna hidup kita menjadi indah

Benar! Dalam keadaan apapun, selalu ada cara untuk mengubah maknanya. Mestinya kesendirian itupun punya makna yang bisa kupetik dari sudut yang berbeda. Seharusnya sunyi dan gelap ini menyembunyikan sesuatu yang bisa kuraih.

Di dalam ruang sunyi yang gelap ini, aku diam sejenak. menghembuskan napasku dalam-dalam dan mencoba merasakan hembusan napas itu. Ah, aku mengerti. Bukankah dalam kesendirian ini pikiranku bisa lebih bebas bergerak, jari-jemariku bisa lebih lincah menuliskan kata demi kata, telingaku bisa lebih tajam menilai nada demi nada dan hatiku lebih bisa merasakan.

Jadi biarlah kulewati kesendirian ini apa adanya. Biarlah semua beban itu sejenak kuletakkan di lantai dingin, karena masih ada waktu untuk membuatnya menjadi serpihan cahaya yang akan memanduku ke arah yang lebih baik. Karena dengan demikian aku bisa lebih bebas merasakan bahwa kesendirian bukanlah sebuah nada perih, tetapi nada indah yang membawaku untuk bisa lebih perkasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun