Mohon tunggu...
Ki Suki
Ki Suki Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Seorang yang suka menulis dan menggambar.

Hidup ini selalu indah saat kita bisa melihatnya dari sudut yang tepat, sayangnya seperti melihat sebuah kubus kita hanya mampu melihat paling banyak tiga sisi dari enam sisi yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pepatah Jawa (1)

3 Maret 2016   17:22 Diperbarui: 3 Maret 2016   17:31 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gapura"][/caption]

 

Sering kali kita mendengar sebuah pepatah jawa yang sebenarnya sangat berharga untuk kita selami sebagai cermin terhadap diri sendiri.

     Ngluruk Tanpa Bala
     Menang Tanpa Ngasorake
     Sekti Tanpa Aji-Aji
     Sugih Tanpa Bandha

Saya mencoba untuk mengupas satu-persatu apa yang terkandung di dalam pepatah ini. Saya minta maaf bila ada kesalahan dalam menterjemahkan.

Ngluruk tanpa bala artinya berani maju meski tanpa kawan. Ini pertanda sebuah keberanian untuk berbuat, dan keberanian untuk bertanggung jawab. Keberanian adalah modal awal dari sebuah perjuangan apapun, karena dari keberanian inilah lahir semangat dan energi yang besar dalam mencapai apa yang diinginkan.

Menang tanpa ngasorake artinya menang tanpa merendahkan. Sebuah sikap yang agung sebagai hasil perjuangan, dimana setiap perjuangan yang kita lakukan tidak membuat orang lain merasa tersinggung dan sakit. Perjuangan dilakukan dengan cara yang baik, dan dalam keadaaan menangpun kita selalu bersikap baik dengan tidak merendahkan siapapun. Ini pertanda kerendahan hati dan sikap yang tidak pernah menyombongkan diri, dengan sikap ini maka kita mendapatkan sesuatu yang diinginkan tanpa pernah merugikan orang lain ataupun merendahkan orang lain, sehingga saat kita berhasil kita tetap waspada dan kita tetap mendapatkan dukungan baik dari kawan maupun lawan.

Sekti tanpa aji-aji arti kasarnya sakti meski tidak punya ilmu kesaktian, tetapi lebih bermakna berkuasa tanpa menguasai. Ini juga ciri-ciri orang yang hebat, karena dalam kekuasaan apapun dia tidak akan menggunakan kekuasaan itu untuk menekan, tetapi justru untuk melindungi dan merangkul yang lain. Ini sebuah pertanda dari asih dan asuh, dengan kekuasaannya akan menunbuhkan rasa sayang dan memberikan perlindungan bagi yang lain. Kekuasaan semacam ini adalah kekuasaan yang dinantikan dan diharapkan oleh setiap orang. Boleh dikatakan bahwa ini simbol dari seorang pemimpin.

Sugih tanpa bandha artinya kaya tanpa harta, disini justru terlihat sekali penekanan kalimat sebelumnya. Bahwa kebahagiaan sejati adalah kebahagiaan yang tidak dipengaruhi oleh kebendaan, kebahagiaan hati! Ini adalah pertanda kekuatan hati. Hati yang kuat akan lebih banyak memberi, sehingga dalam keadaan tanpa hartapun dia dianggap kaya oleh orang lain, dan memang sebenarnya itulah kekayaan yang dicari oleh setiap orang.

Dari empat kalimat pepatah jawa itu ada empat kunci yaitu keberanian, rendah hati, pengertian dan lebih suka memberi adalah sebuah sifat untuk menjadi manusia yang benar-benar manusia. Manusia yang membawa amanah dalam kehidupan. Inilah sosok manusia yang bisa diharapkan untuk menjadi pemimpin.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun