Masyarakat Jepang tidak hanya bisa menikmati indahnya bunga di musim semi tetapi juga di musim gugur. Di musim semi negeri ini menjadi pink dan putih karena sakura sedang mekar, bahkan ada perayaan Hanami yang berarti perayaan melihat bunga. Di musim gugur, negeri ini tidak hanya dipenuhi dengan momiji tetapi juga bunga-bunga yang bermekaran seperti bunga Cosmos.
Bunga-bunga Cosmos yang ditanam pada area yang luas menghasilkan keindahan tersendiri. Bunga-bunga berwarna-warni ini menjadi pemandangan yang tak mudah untuk dilukiskan dengan kata-kata. Ini menjadi sebuah jujukan bagi masyarakat Jepang untuk menghabiskan liburan mereka bersama keluarga.
Area taman bisa dilihat dengan papan nama yang cukup besar. Masuk ke area taman saat musim bunga mekar, kita akan disambut oleh stan-stan dengan berbagai macam barang jualan. Tempat ini sangat ramai di hari-hari libur.Â
Ini tidak hanya karena budaya masyarakat yang sudah terbentuk tetapi juga pengaturan tempat yang dibuat sedemikian rupa sehingga masyarakat masih bisa menyalurkan hobi selfienya. Perusahaan Kirin Beer memegang peranan penting dalam mengatur taman ini. Hal ini mereka lakukan bukan semata karena mempertahankan taman bunga Cosmos, tetapi juga sebagai sarana untuk mengenalkan perusahaan pada masyarakat. Bahkan mereka membuka pabriknya untuk dikunjungi pada waktu-waktu tertentu.
Akhir-akhir ini sosial media heboh dengan rusaknya bunga-bunga Amarylis di Gunung Kidul karena banyaknya orang yang foto selfie tanpa mengindahkan kerusakan lingkungan. Lebih-lebih lagi bunga Amarylis ini hanya bisa dinikmati di musim-musim tertentu seperti musim gugur. Hal ini mengingatkanku pada bagaimana masyarakat di Fukuoka dan sekitarnya - termasuk kami dari Indonesia - menikmati bunga-bunga Cosmos yang mekar di musim gugur tanpa merusak lingkungan. Peran serta masyarakat, pemerintah dan pengusaha menjadi kata kunci untuk membuat negeri ini lebih berwarna.
-----
Ditulis oleh Ki Suki
Foto-toto adalah koleksi pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H