Mohon tunggu...
Ki Suki
Ki Suki Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Seorang yang suka menulis dan menggambar.

Hidup ini selalu indah saat kita bisa melihatnya dari sudut yang tepat, sayangnya seperti melihat sebuah kubus kita hanya mampu melihat paling banyak tiga sisi dari enam sisi yang ada.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

MPK - Pesta Telah Usai

14 Juni 2011   04:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:32 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Satu malam. Ada pesan masuk di inboxku. Neng Ravenalia: "Ki, ikut Malam Prosa Kolaborasi di Kompasiana tgl 9-10 Juni yuk. Prosa Ki Suki bagus bagus. Kolaborasi dengan aku kalo mau, ditunggu jawabannya ya..."

Itu awalnya aku kenal dengan MPK - Malam Prosa Kolaborasi. Aku tidak tahu harus menjawab apa. Aku memang suka menulis. Menulis apa saja; prosa, puisi, tutorial bahkan tulisan ilmiah. Tulisan-tulisan itu banyak aku posting di blogku atau note di FB. Tetapi menulis pada sebuah event yang aku yakin akan diikuti oleh banyak orang yang sudah hebat-hebat, ini hal yang baru bagiku. Apalagi menulis bersama seseorang, katakan pasangan selingkuhan, tentu tidak semudah menulis sendirian. Aku jawab, "Siap. Bagaimana caranya?"

"Kita bikin satu prosa bareng. Terserah Ki mau bikin awalnya aku bikin endingnya atau sebaliknya. Nanti kudaftarin di MPK di Kompasiana..."

Jadilah kami menulis bersama. Mulai mencari ide sampai melakukan editing. Semua itu melalui inbox, karena kami memang terpisah oleh jarak yang sangat jauh. Ternyata jarak tidak menghalangi kami untuk berkolaborasi. Banyak ide yang keluar, akhirnya kami memilih satu saja: "Selamat Jalan Kekasih"

Sebuah cerita tentang dua kekasih yang harus terpisahkan oleh jarak karena sebuah cita-cita. Rupanya cerita ini memang menceritakan diri kami sendiri. Aku sedang berada di negeri sakura untuk menyelesaikan studinya, dan meninggalkan keluargaku di tanah air. Neng sendiri juga ditinggalkan oleh kekasihnya untuk studi di luar negeri. Klop sudah!

Sebelum perhelatan MPK dimulai, aku bergabung dalam komunitas MPK di FB. Benar juga, disana aku bisa bertemu dengan teman-teman yang ternyata memang sudah hebat-hebat. Ada Langit Queen, Tovanno Valentino, Agung Hariadi, Bunda Ninha dan masih banyak. Tidak mampu kusebutkan satu-persatu. Di sini kami bisa bercanda dan menghabiskan malam bersama, hingga akhirnya perhelatan MPK dimulai. Aku juga sempat berkenalan dengan Baccara Sansai, dan berkolaborasi untuk menghasilkan satu naskah lagi. Kolaborasi ini memang tidak selancar dengan yang pertama, tetapi tidak apa. Yang penting ramai.

Malam pertama. Gong MPK ditabuh, gak tahu siapa yang menabuh, mungkin hati kami sendiri ya. Hari itu aku terkena serangan asma, tetapi itu tidak menyurutkan niat untuk mengikuti tulisan-tulisan yang masuk di kompasiana. Wow! Itu teriakan yang berkali-kali keluar dari mulutku. Begitu banyak tulisan yang memukau. Ada yang membuatku menangis. Ada yang membuatku tertawa sampai sakit perut. Ada yang membuatku berdecak. Semua rasa ada disana. Hingga tidak terasa aku menghabiskan malamku, padahal paginya aku ada janjian jalan-jalan sama teman untuk melanjutkan rencana pemotretan di tengah badai.

Malam kedua. Jam 12.00 aku baru sampai dari perjalanan seharian di Nagasaki. Letih tidak membuatku surut untuk mengikuti kembali pesta MPK yang meriah sambil masak-masak bersama beberapa orang teman. Alunan tulisan dan aroma masakan sambal membuatku jadi betah berlama-lama membaca satu-persatu karya para penulis handal.

Tidak ada gading yang tak retak. Dalam perhelatan apapun selalu ada yang suka dan kecewa. Itu biasa. Kalau tidak begitu, kurang greget. Itulah sebuah pesta. Pesta yang bernama MPK ini telah membuka jalan dan menunjukkan bahwa komunitas prosa tidak bisa dipandang sebelah mata, apalagi dipandang dengan mata tertutup (gak kelihatan dong). Kami semua telah menunjukkan kami ada.

Sekarang pesta itu telah usai. Yang ada tinggal gaung dan gema suaranya. Ratusan karya prosa telah dipublish di Kompasiana. Kalau dua malam perhelatan itu aku hanya sekedar membaca cepat, ini saatnya aku belajar dari mereka, dari karya-karya selaksa rasa. Memang benar pesta MPK telah usai, tetapi bagiku ini adalah sebuah awal.

Terima kasih buat semuanya yang telah membuatku hadir dalam pesta ini. Semoga pesta meriah ini mampu melahirkan sebuah karya bersama. Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun